Cerpen Horor_"Bisikan dari Cermin" Oleh Bambang Irawan,S.Pd.Gr.,M.Pd

 Bisikan dari Cermin

(Oleh: Bambang Irawan,S.Pd.Gr.,M.Pd.)

Malam ini masih sama seperti malam-malam biasanya. Rasa kecapean karena kepadatan rutinitas setiap hari begitu membuatku kelelahan. Kaki ini terasa pegal-pegal, kepala terasa nyut-nyutan, bahkan seluruh anggota tubuh lain pun tak mau kalah untuk merasakan nyeri. Akhirnya, kuputuskan untuk meminum antangin yang dicampur sedikit air hangat agar pegal-pegal karena masuk angin bisa cepat sembuh. Tidak itu saja, kuminum juga bodrex untuk menghilangkan rasa sakit di kepalaku ini.

Tak lama berselang setelah meminum obat tersebut, rasa kantuk mulai menggerogoti diri ini. Mataku sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Akhirnya aku tertidur pulas di depan televisi ruang tengah, tempat yang biasa kugunaklan untuk beristirahat menjelang tidur. Namun, malam ini aku tertidur pulas tanpa selimut dan bantal. Padahal televisi masih hidup dengan siaran talkshow “Opera Van Java”. Acara yang selalu kutonton untuk pelepas lelah setelah seharian beraktivitas.

Malam pun terus berlalu, dalam pendengaran samar-samar antara tidur dan sadar aku mendengar bisikan yang terus memanggil namaku. Semakin lama bisikan suara itu memanggil namaku, semakin jelas bisikan itu di telingaku. Akhirnya aku tersadar dan terduduk dengan tetap memejamkan mata. Enggan rasanya aku membuka mata ini karena rasa mengantuk dan kelelahan masih melekat jelas pada diriku. Kucoba secara perlahan membuka mata, bisikan suara itu kembali memanggil-manggil namaku.

“Suara siapa itu?” bisikku dalam hati dengan debaran jantung yang begitu terasa kencang sekali.

Suasana di rumah saat itu begitu sunyi, tak ada sedikit pun suara yang terdengar di telingaku. Hanya ada dua suara yang terus berlomba mengitari pusaran telingaku. Pertama, kudengar secara berulang-ulang bisikan itu memanggil-manggil namaku. Kedua, hanya suara cicak di dinding yang berirama mengisi pekatnya malam itu.

Kuberanikan diri untuk mencari sumber bisikan suara itu. Semakin aku mendekati kamarku, semakin jelas suara itu memanggi-manggil namaku. Kulihat di sekelilingku, tak ada seorang pun anggota keluargaku yang lain. Semuanya kulihat telah tertidur pulas. Kemudian kuberanikan untuk membuka pintu kamarku, tetapi bisikan suara itu semakin jelas. Kusorotkan pandanganku pada cermin yang selalu kujadikan untuk berkaca saatku menyisir rambut, bisikan suara itu semakin jelas tajam di telingaku. Aku semakin penasaran bercampur ketakutan yaang mendalam karena bisikan suara itu.

“Jangan-jangan bisikan itu berasal dari cermin itu.” ungkapku pelan-pelan.

“Siapa itu?” 

“Siapa, Kamu.” kuberanikan untuk bertanya sambil menggenggam tangan karena ketakutan.

“Bambang, Bambaaaaang.” Bisikan suara itu terus memanggil-manggil namaku.

“Siapa, kau? sapaku dengan kencang.

Namun, bisikan suara itu terus memanggilku “Bambang, Bambaaang”

“Tidak.” Teriakku dengan kencang sambil mengguncang cermin itu sampai pecah.

Subuh harinya aku dibangunkan dengan suara azan, aku langsung duduk dan mengusap mataku secara perlahan. kubuka mataku pelan-pelan, ternyata aku tertidur dan tergeletak di lantai kamar. Aku tidak tahu apa yang terjadi malam tadi setelah kudengar bisikan suara itu memanggil namaku. Kembali kutatap cermin itu, tetapi seakan tidak terjadi apa-apa. Padahal, malam tadi cermin itu pecah karena kuguncang dengan begitu kerasnya.

“Ada apa ini? Apa ini hanya mimpi atau …. Entahlah” raguku dalam hati yang penuh tanda tanya.

Hatiku terus bertanya, “Ada apa ini? Ada apa dengan semua ini? Apa yang terjadi pada diriku ini.”

Langsung saja aku bangkit dari lantai itu, kusegerakan mengambil wudu untuk menunaikan shalat subuh. Biarlah apa yang kualami malam tadi menjadi misteri yang takkan terungkap.

PROFIL PENULIS

BAMBANG IRAWAN, lahir pada tanggal 13 Mei 1987 di Desa Kp. Panjang Kampar. Penulis merupakan alumni S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Riau di Pekanbaru (2009), Pendidikan Profesi di Universitas Muhammadiyah Malang(2019), dan S2 di Pascasarjana Universitas Bung Hatta, Padang (2020). Dalam kesehariannya, penulis merupakan abdi negara yang bertugas di SMP N 9 Pekanbaru, dan di Pondok Pesantren Darul Fatah Kampar, sekaligus dosen mata kuliah bahasa Indonesia dan Budaya Melayu di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Bangkinang.  Dengan memiliki hobi menulis, penulis memiliki moto “Bertekad Menulis demi Menginspirasi.” Buku yang pernah ditulis berjudul “Badai yang Terhempas”, “Romansa Bersamamu (Kumpulan Puisi)”, “Lautan Kasih Bunda (Kumpulan Puisi)”, “Revolusi Kehidupan (Kumpulan Puisi)” dan “Kampung Kemenangan (Antologi Cerpen)”. Media sosial yaitu: WA: 0812 7574 3547, IG: bambang_irawan1305, dan FB: Bambang Irawan.