Puisi "Air Mata Khatulistiwa" Oleh: Kurnia Hidayati
AIR MATA KHATULISTIWA
Oleh: Kurnia Hidayati
Selamanya kau tak akan pernah bisa beringsut
Dari cengkeraman jemari maut
dalam pagutan wabah, khatulistiwa mengeram galabah
air matanya mengalir merupa sungai yang melarung kabar kematian.
dari musolla, berita, dan dunia maya. Kehilangan telah menjadi nama baru
setelah nama yang disematkan orang tua
pada tangisan pertama
air mata khatulistiwa mengucur deras menyaksikan petak tanah pemakaman
yang kian menyempit. Jasad-jasad baru saling menghimpit
sebagian tanpa keluarga sebelum meregang nyawa
dalam kesendirian dan alat bantu pernapasan
detak jam yang terus membisikkan sirine ambulan
#
entah, harus sampai kapan kusaksikan khatulistiwa berwajah semuram ini?
Padahal belum sempat kujelajahi semua pantai dan ancala
Serta lukisan semesta yang dimilikinya
Hanya doa dalam jeda yang terucap setiap kerdipan mata
Di antara semoga dan amin yang kelak akan mempertemukan kita
Untuk menghapus air mata khatulistiwa
Batang, 30 Juni 2021
Posting Komentar untuk "Puisi "Air Mata Khatulistiwa" Oleh: Kurnia Hidayati"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.