Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bullying (Naskah Skenario Pendek karya Khairani)

 

            Disebuah desa yang dihiasi hamparan sawah hijau, dan senja begitu indah, hiduplah gadis kecil yang berparas cantik  di tengah-tengah keluarga yang sederhana. Sejak kecil gadis ini bercita-cita ingin membahagiakan keluarganya, meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Ia dibesarkan oleh seorang ayah yang mempunyai jiwa pejuang begitu tinggi dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.dan tidak lupa seorang figur ibu yang sangat tangguh dalam menyayangi putri -putri kecilnya.

Part 1

Tias      : “ hmm… bau ap aini ?” wangineee (Sambil keluar dari kamar tidur nya)

Ibu       :  “ ndok, kamu sudah bangun toh?”

Tias      : “ iyo buk, kerana wangi makanan  yang ibu masak sangat menggugah selara.” ( sambil duduk di rauang makan)

Ibu        : “ walah… iyo ndok iki ibu masak nasi goreng kesukaaan kamu dan kemanyu, nasi goreng spesial. ( sambil meletakkan nasi goreng di atas meja makan)

Tias       : “ iyo makasih bidadari syurgaku ( sambil memeluk ibunya)

Ibu         : “ wes ndok, sudah pagi waktunya mandi sekolah ibu juga mau siap-siap ke kebun.”

Tias       : “ Nanti Tias diantar bapak kan bu?”

Ibu         : “ iyo nak jangan lupa bangunkan adek kamu.”

Part 2

Bapak    : “ Anak-anak sudah bangun buk?” ( Datang ke ruang makan sambil membawa secangkir kopi)

Ibu         : “Eh bapak sudah. Hari ini bapak jualan di depan sekolah tias lagi pak?”

Bapak    : “ Iyo buk karena allhamdulillah pendapatan kita lumayan bertambah.”

Ibu         :  “ Allhamdulillah yo pak bisa bayar sekolah anak-anak.”

Bapak    : “ Tapi bu, bapak kesian sama Tias karena pekerjaan bapak yang bikin diam malu.”

Tias        : “ Ngakk toh pak malahan kami bangga sama bapak( Tias dan Kemanyu mendatagi ibu dan ayah sembari sarapan bersama)

Bapak     : “ Aanak-anak cantik bapak sudah rapi,wangi lagi.”

Kemanyu : “ iyo pak siapa dulu…( sambil tersenyum sedikit menggoda bapaknya)

Ibu           : “ Sudah-sudah tidak baik berbicara saat makan.”

Tias         : “ Iyo maaf buk.”

( selang beberapa menit kemudian)

Part 3

Reni        : “ Kemanyuuu….

Kemanyu: “ Renii astaga Kemanyu lupa, hari ini ada acara sekolah jadi harus lebih awal berangkatnya, yasudah kemanyu berangakat dulu ya bapak,ibu assalamualaikum.” ( sambil menyalim orang tuanya)

Bapak     : “ Walaikumsalam hati-hati nduk.”

Kemanyu :  “ Iyo pak.” ( Sambil berteriak meninggalkan rumah)

Bapak      :  “ Yowes bapak dan Tias mau berangkat juga ya bu.”

Ibu           : “ Iyo pak.”

Bapak dan Tas meninggalkan rumah dan berangkat menuju sekolah sambil mendorong gerobak gorengannya.

Bapak     : “ Ndok kamu kan sudah dewasa sudah bisa membedakan yang baik dan yang buruk.”

Tias        : “ Ngeh pak.”

Bapak     : “ Bapak berharap jika suatu hari nanti bapak dan ibu sudah tidak bapak mohon jaga adek kamu ya , semoga kelak kamu akan menjadi orang suskses dan apa yang menjadi cita-cita kamu akan terkabulkan.

Tias         : “ Jangan ngomong begitu pak Tias jadi sedih, Tias janji akan membagiakan bapak,ibu dan kemanyu pak.”( sambil tersenyum manis)

Tittittt…. ( suara kelakson mobil)

Dinar        : “ Beli gorengan dong, Eh ternyata para gembel gays ( Sambil tertawa lepas bersama teman-temannya)

Tias          : “ Kenapa ya kalian selalu mengatakan Tias dan bapak tias gembel,emang kami punya salah ya sama mbak Dinar ?”

Dinar       :  “ Mbak lu sejak kapan gua nikah sama om lu! Emang kalian kan gembel, miskin sok-sok sekolah di sekolah elit ingat Tias lu itu miskin ngak akan layak sekolah kami.

Lala        : “ Iya benar tu, semua orang pada berangkat sekolah minimal lah pakai mobi, ini malah diantarin pakai gerobak gorengan hahahah….. sadar lu.” ( sambil tertawa puas)

Tias        : “ ya ngak papa.’

Bapak     : “ Sudah nak.( memotong pembicaraan Tias)

Rena       : “ haha… ternyata siculun ini bisa melawan juga gays.”

Dina       : “ Tunggu saja lu sudah berani membantah pembicaraan gua, sudah dari pada kita ngeladeni para gembel yang gk tau diri ini mending kita pergiii.” ( sambil mengendari kendaraannya)

Ciisssss ( suara percikan air yang menenai baju seragam Tias)

Bapak      : “  Asstagfirullah, kamu ngak papa kan ndok.?”

Tias         : “ Tidak kenapa-kenapa pak jangan khawatirkan Tias ya pak, ini cuma basah sedikit saja,

Bapak      :  “ Yasudah nak sana masuk gerbangnya sudah mau di tutup nanti kamu telat lagi, semangat ya nak sekoalahnya jangan dengarin perkataan orang-orang yang merendahkan mu, jangan balas apa yang telah di lakukan orang kepada kamu nak.”

Tias          : “ Siap pak bos.(sambil tersenyum) Tias berangkat pak

Assalamualaikum.” ( berlari meninggalkan bapaknya)

 

Part 4

Dinar         : “ Gembell…berhenti lu! (Dinar dan geng nya menghampiri Tias)

Tias tidak menghiraukan Dinar

Dinar         :  “ Anjing berhenti ngak lu!!

Tias           : “ Saya salah apasih ?”

Dinar         : “ Lu masih nanya anjing! bawa dia gays ke gudang

Tias ditarik paksa oleh geng Dinar

Tias            : “ Lepaskan aku.” ( sambil memberontak)

Dinar          : “ Masuk!!! ( sambil menghempaskan badan Tiasa ke lantai gudang)

Tias            : “ Salah saya apa?”

Dinar          : “ Salah lo ngak ada sih,kita benci  gembel kek lo apalagi lo bisa mengambil simpati dari guru-guru gua ngak suka, lu ngerti gk sih!!

Tias           :  “ Saya ngak ada cari muka” ( sambil menangis)

Dinar        : “ Diam lo bangsat ngak usah sok belagak polos lu, oiyah gays eksekusi dia siram dia dengan air kloset yang udah kita sediakan

Geng          : “ Baik bosss… siap laksanakan.

Mereka menyiram, mencoret seragam Tias.

Tias             : “ Ampunnn.. maaf kan saya.” ( sambil memohon pertolongan)

Yang tak habis pikirnya mereka menusuk tangan Tias dengan pena berulang-ulang kali, yang membuat darah di tangan Tias bercucur deras.

Dinar           : “ Gays kejutan satu lagi, potong rambutt nya.!

Geng          : “ Baik bos.”

Mereka menyiksa Tias tanpa henti.

Lala           : “ Bos ada guru bos.”

Dianar        : “ Awas aja kalua lo berani-berani bersuara, tamat riwayat loh gembel ( sambil berbisik ketelinga Tias) Cabutt gays!

Part 5

Guru         : “ Dinar kalian dari mana?”

Dinar        : “ Ngak ada buk kami habis jalan-jalan pagi aja.” Yasudah kami izin masuk kelas dulu buk.”

Guru         :  “ Ada-ada saja anak-anak ini.” ( sembari memasuki kelas)

Guru         : “ Selamat pagi anak-anak.”

Murid       : “ Pagi buk.”

Guru        : “ siapa yang tidak hadir pagi ini?”

Rendran  : “Tias buk.”

Guru       : “ Tumben sekali Tias absen biasanya dia termasuk murid rajin dan berprestasi.”

Dinar      : “ Tias lagi,lagi dan lagi.” ( dengan suara pelan)

Guru       : “ Ada yang tau kabar Tias?”

Dede       : “ Tadi saya sempat liat Tias bu, sepertinya sudah masuk kelas.”

Guru       : “ Apa benar, ya allah semoga tidak terjadi suatu yang yang tidak diinginkan kepada Tias.”

Murid     : “ Semoga buk.”

Dinar      : “ Dasarr anak caper, awas aja lo.”

Guru       : “ Kita lanjutkan pelajrana selanjutnya.

Kringgg…….( suara bel istirahat  telah berbunyi pembelajaran diakhiri kelas di bubarkan)

 

Part 6

Ratih        : “ Kira-kira Tias kemana ya ngak biasanya dia pasti ngabarin kita kan Bel.”

Bella        : “ Iyah benar tuh, jadi khawatir.”( sambil keluar dari kelas)

Ratih        : “ Ada apa tuh rame-rema di gudang.”

Bella        : “ kurang tau mending kit acari tau.”

Ratih        : “ Boleh.” ( bergegas mendatangi gudang yang dikerumuni banyak orang)

Bagai tersembar petir keduanya sontak terkejut apa yang telah mereka lihat, Tias yang sudah terbujur lemas dan bersimbah darah di seluruh pakaiannya.

Ratih        : “ Astaga Tias.”

Guru         : “ Sudah langsung kita bawa kerumah sakit saja pak.”( sambil mengendong Tias)

Bella        : “ Ya allah Tias. Kita harus segera menghubungi keluarga Tias.”

Ratih        : “ Itu bapak Tias.”

Bella          : “ Permisi pak, kami teman Tiasss… Tiasss pak,”

Bapak        : “ Ndok kenapa tergesa-gesa tarik napas dulu.”

Ratih         : “ Tias kecelakaan pak,sekarang sudah dibawa ke rumah sakit Pahlawan pak

Bapak        : “ Ya allah anak ku Tiasss….

Sesampainya di rumah sakit  

Bapak        : “ Tiasa nak ku.”( sambil berlari keruang UGD Tias)

Guru          : “ Tenang dulu ya pak.”( sambil mengusap Pundak bapak Tias)

Bapak        : “ ANAK SAYA BUK.” ( sambil menangis tersedu-sedu)

Guru          : “ Yang sabar ya pak.”

Selang 5 menit kemudian nyawa Tias tidak bisa di selamatkan akibat benturan benda tumpul di kepalanya. Keluarga Tias menangis sejadi-jadinya mendengar kabar itu, bahkan ibu Tias pingsan mendengar kabar duka dari rumah sakit. Yang tadinya anak yang ia lepaskan pergi kesekolah dengan sehat kini pulang tinggal jasad. Kabar duka menyelimuti kediaman keluarga Tias.

Ibu            : “ Tias anak ku, ibu sayayang kamu nak, ya allah secepat itu kau ambil anak yang kau titip kan kepada ku bahkan aku belum sempat membahagiakannya, ya allah begitu berat cobaan yang engkau berikan ini rasa nya aku tidak mampu menangung semua ini ya allah.

Isak tangis mengiringi pemakaman Tias di hadiri sejumlah rekan-rekan sekolah nya

Lala          : “ Bos Tias meninngal bos atas perbuatan kita.” ( dengan rasa penyesalan)

Dinar        : “ Diam kau bodoh jangan sampai ada orang yang mendengarnya. Biarin aja dia mati jadi kan dia gk bakal nyari muka lagi dan gua gk aka ada saingan di kelas.

 Sejak kamatian Tias keceriaan dalam keluarga itu hampir sudah tidak ada, Kasus kematian Tias sudah di tutup, tidak ada yang berani menagkap Dinar dan kawan-kawan karena orang tua mereka adalah seorang aparat negara,jadi tidak ada keadil bagi rakyat kecil. Ayah Tias selalu memperjuangakan bahwa dia yakin anak nya itu di bunuh bukan kecelakaan. Namun perjuangan ayah Tias sia-sia kasus itu resmi di tutup dengan tidak menegakkan keadilan.

Amanat : Jangan pernah sekali-kali melakukan bullying di dalam maupun di luar sekolah. Karena bullying ini merusak mental sesorang dan bahkan tak jarang berujung kematian bagi korban bullying.STOP BULLYING.

                                                                         Selesai

 

Nama : Khairani, Mahasiswa PBSI Universitas Rokania

Nim    : 2203007

Judul   : Bullying

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

13 komentar untuk "Bullying (Naskah Skenario Pendek karya Khairani)"

  1. Sangat bagus, sebab bully ini memang benar benar memberikan kita gambaran bagaimana perasaan seseorang saat di bully, sehingga kita tidak akan melakukan hal tersebut kepada orang lain, karena dari naskah inipun kita bisa tau bahwa tidak semua itu mempunyai mental yang kuat. tokoh nya sangat membuat pembaca terbawa emosi, dengan dialog yang kasar pembaca sukses merasa meledak dan ingin menjambak rambut si antagonis ini juga

    BalasHapus
  2. Menurut saya naskah dalam dialog ini menggambarkan dinamika keluarga sederhana yang penuh kasih sayang dan saling menghargai, meski dihadapkan pada tantangan ekonomi.ceritanya bagus

    BalasHapus
  3. Menurut saya naskah ini terlalu monoton dan sudah bisa ditebak. Pada Naskah Bullying ini yg digunakan pada penulis ini adalah Alur maju(progresif),tokoh yg ada dalam naskah ini orangtua dalam tias ini baik dan sangat menyayangi kedua putrinya,tokoh pada tias ini memeiliki karakter yg rendah hati,Dinar karakter nya antagonis dia sangat tidak suka dengan tias.
    Tema pada naskah ini pembulian anak di sekolah karena rasa iri, setting nya terjadi di rumah tias,di sekolah,di rumah sakit,di gudang sekolah.
    Sinopsis pada naskah Bullying sekarang anak yg bersekolah di sekolah elite dengan kerendahan hati tias siswa yg berprestasi,sopan dan baik kepada semua orang. Tias dari keluarga yg sederhana dengan ekonomi yg terbatas,ayah nya penjual gorengan di sekolah tetapi tias tidak malu. Tias di sekolah di buli oleh dinar yg sangat iri dengan kecerdasan tias karna dinar takut di saingi oleh tias, dinas dan teman-temannya dengan sengaja membawa tias ke gudang dengan memotong rambut tias dan menusuk tangan tias dengan pena sampai berdarah lalu guru mengetahui itu lalu membawa tias ke rumah sakit tetapi tias meninggal dunia. Keluarga tias sangat sedih dan tidak bisa melalukan apa-apa karena mereka secara ekonomi sangat sulit. Sedangkan orangtua dinar sebagai aparat negara jadi dinar aman tidak bisa di laporkan ke pihak yg berwajib.

    BalasHapus
  4. Menurut saya apa yg di lakukan Lala dan teman"nya ini sangat tidak benar. Dan mereka tidak tahu cara memanusiakan manusia dengan benar.

    BalasHapus
  5. untuk alur cerita sangat menarik tetapi alur cerita di akhir masih menggantung, harapan saya pelaku bullying harus menerima sangsi supaya kedepannya lebih menghargai orang lain. korban bullying harus semangat untuk berani melawannya.

    BalasHapus
  6. Tokoh antagonis dalam cerita ini membuat para pembaca merasa emosi ketika membacanya. Alur dan ceritanya pun sangat menarik dan memberikan banyak pesan untuk para pembaca.
    Namun menurut saya ending nya kurang karena tokoh antagonis belum di tangkap dan membuat saya kesal.

    BalasHapus
  7. Ceritanya bagus, mampu membuat pembaca ikut terbawa emosi, alur ceritanya juga menarik namun kurang puas dengan endingnya

    BalasHapus
  8. Menurut saya alurnya terlalu monoton, akan tetapi cerita ini juga menggambarkan bagaimana perasaan seseorang yang dibully dengan jelas, membuat pembaca merasakan emosi karakter, sehingga bisa lebih peka terhadap bullying.

    BalasHapus
  9. Cerita nya bagus membuat pembaca emosi dan tuk ending masih menggantung, harapan saya pelaku bullying harus mendapatkan hukum yang setimpal biar dia tau bahwa bullying itu akan membuat seseorang trauma. Bullying itu harus di musnahkan

    BalasHapus
  10. Menurut saya cerita menghadirkan isu serius tentang bullying dan dampaknya yang tragis, menjadikannya relevan dan memiliki pesan moral kuat. naskah ini memiliki potensi kuat dengan tema penting dan emosional.

    BalasHapus

  11. Alur pada naskah diatas menggunakan alur maju dan menurut saya terlalu monoton dan mudah untuk ditebak oleh pembaca akan tetapi penokohan pada cerita sudah lengkap terdapat tokoh antagonis dan protagonis.

    BalasHapus
  12. Naskah dalam cerita bagus tapi lebih baik lagi kalau tidak menggunakan kata sederhana

    BalasHapus
  13. Gambaran dalam cerita ini menarik namun terkesan monoton. Dimana pelaku bullying berperan untuk membangun norma menentang perundungan, dalam menghadapi intimidasi. Namun cerita ini memiliki pesan moral yang kuat.

    BalasHapus
Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.