Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

"Di Antara Persahabatan dan Cinta". Sebuah Naskah Skenario Pendek

 
Judul: Di Antara Persahabatan dan Cinta

 

Tokoh-tokoh:

Alya: Perempuan, 22 tahun, sahabat Andi. Seseorang yang ceria dan penyayang. Namun, di balik keceriaannya, Alya menyimpan rasa cinta yang tidak pernah diungkapkan kepada Andi.

Andi: Laki-laki, 24 tahun, sahabat Alya. Pribadi yang ramah dan selalu mendukung Alya. Namun, ia tidak sadar akan perasaan Alya dan mulai dekat dengan sahabat Alya yang lain, Rina.

Rina: Perempuan, 22 tahun, sahabat baru Alya dan Andi. Seseorang yang terbuka dan tidak tahu menahu soal perasaan Alya terhadap Andi.

Dani: Laki-laki, 24 tahun, teman Andi yang menaruh perhatian pada Alya. Namun, Alya tidak menyadari perasaan Dani karena fokus pada perasaannya terhadap Andi.

Setting:

Kisah ini berlangsung di Jakarta, dengan latar tempat utama di sebuah kafe yang sering dikunjungi Alya dan Andi. Tempat lainnya meliputi apartemen Alya dan taman kota tempat mereka sering bertemu.

 

Part 1: Persahabatan yang Indah

(Setting: Kafe yang cozy di tengah kota, Alya dan Andi sedang duduk berhadapan sambil menikmati kopi sore.

Alya: (tersenyum hangat) "Seru banget sih tadi kita main basket, tapi tetep aja kamu menang terus."

Andi: (tertawa) "Ya iyalah, dari dulu aku memang lebih jago soal itu. Kamu kan yang selalu kalah."

Alya: (mencibir) "Huh, cuma soal itu kamu bisa menang. Tapi urusan film, musik, dan seni, aku juaranya."

Andi: "Ya ya, aku setuju deh soal itu." (senyum ke arah Alya) "Eh, by the way, nanti malam aku diajak nongkrong sama Rina. Kamu mau ikut gak?"

Alya: (ekspresi berubah sedikit) "Rina? Oh, yang baru-baru ini sering bareng sama kita, ya?"

Andi: (angguk) "Iya, seru orangnya. Ayo lah ikut, biar rame."

Alya: (tersenyum tipis) "Lihat nanti deh, kalau gak sibuk."

 

Part 2: Perasaan yang Mulai Terbentuk

(Setting: Apartemen Alya, Alya duduk di sofa sambil menatap kosong layar ponselnya. Terlihat pesan dari Andi yang memberitahu kalau dia sudah jalan dengan Rina.)

Alya: (berbicara sendiri) "Kenapa rasanya gak enak ya kalau Andi lagi sama Rina? Harusnya aku bahagia kan, dia seneng-seneng." (diam sejenak) "Tapi kenapa perasaanku malah begini?"

(Tiba-tiba telepon berbunyi, Dani menelepon.)

Alya: "Halo, Dan?"

Dani: (suara di telepon) "Hei, Alya. Lagi sibuk gak? Aku lagi di taman, pengen ngobrol       aja."

Alya: (tersenyum kecil) "Oh, boleh. Aku juga butuh angin segar. Aku ke sana sekarang."

 

Part 3: Konflik yang Mulai Muncul

(Setting: Taman kota, Alya dan Dani duduk di bangku, ditemani angin sore yang sejuk.)

Dani: "Kamu keliatan gak seperti biasanya, Alya. Ada yang mengganggu pikiran kamu?"

Alya: (berpikir sejenak) "Entahlah, Dan. Kayaknya aku mulai merasa aneh soal Andi dan Rina."

Dani: (memiringkan kepala) "Kenapa dengan mereka? Bukannya mereka cuma teman?"

Alya: (diam, menunduk) "Iya, teman... Tapi, aku rasa... aku rasa aku mulai punya perasaan lebih ke Andi."

Dani: (kaget, tapi menahan perasaan) "Oh, kamu suka sama Andi?"

Alya: (angguk perlahan) "Aku gak pernah bilang ke siapa-siapa. Bahkan aku sendiri baru sadar sekarang. Tapi sekarang... dia mulai deket sama Rina, dan aku gak tau harus gimana."

Dani: (menatap Alya, menahan perasaannya sendiri) "Aku ngerti... Tapi kamu harus bicara sama dia. Mungkin dia juga gak sadar."

 

Part 4: Perasaan yang Terbuka

(Setting: Kafe, Alya dan Rina duduk bersama. Alya memberanikan diri untuk berbicara jujur.)

Rina: "Alya, kamu kok belakangan ini kayaknya agak menjauh ya? Ada yang salah?"

Alya: (menghela napas) "Sebenarnya, ada yang mau aku omongin sama kamu, Rin."

Rina: "Apa tuh? Santai aja, bilang aja."

Alya: (melihat ke arah Rina dengan ragu) "Aku... sebenarnya udah lama suka sama Andi."

Rina: (terkejut) "Oh, aku gak tau soal itu, Alya. Aku pikir kalian cuma sahabatan biasa."

Alya: "Iya, sahabatan... Tapi semakin ke sini aku semakin sadar kalau perasaanku lebih dari itu. Dan aku takut, sekarang kamu jadi dekat sama dia."

Rina: (tersenyum lembut) "Alya, aku gak punya perasaan apa-apa ke Andi selain sebagai teman. Kalau kamu suka sama dia, kenapa gak bilang langsung aja?"

 

Part 5: Pengakuan yang Menyakitkan

(Setting: Kafe yang sama, malam hari. Andi dan Alya duduk berdua, suasana lebih serius.)

Alya: (beranikan diri) "Andi, ada yang mau aku omongin sama kamu."

Andi: "Kenapa? Kok serius gini?"

Alya: (menghela napas panjang) "Aku... aku udah lama suka sama kamu."

Andi: (terkejut, terdiam sejenak) "Alya, aku gak nyangka kamu punya perasaan kayak gitu."

Alya: "Aku juga gak pengen ngerusak persahabatan kita. Tapi aku gak bisa lagi nyimpan ini sendiri."

Andi: (terlihat bimbang) "Aku... gak tau harus jawab apa, Alya. Aku anggap kamu sahabatku yang paling deket. Tapi aku gak pernah mikir soal kita lebih dari itu."

Alya: (tersenyum pahit) "Aku ngerti..."

 

Part 6: Menerima Kenyataan

(Setting: Apartemen Alya, Alya duduk sendiri di balkon, menatap langit malam.)

(Dani tiba-tiba datang membawa sekotak pizza dan tersenyum pada Alya.)

Dani: "Hei, aku bawa makan malam buat kita. Lagi galau ya?"

Alya: (tersenyum tipis) "Iya, sedikit. Aku tadi udah ngomong ke Andi... dan hasilnya, dia gak punya perasaan yang sama."

Dani: (duduk di samping Alya) "Aku tau itu gak mudah. Tapi kamu udah berani mengungkapkan perasaanmu, itu hal yang besar."

Alya: (menatap Dani) "Kamu selalu ada buat aku ya, Dan? Maaf, aku gak pernah ngelihat kamu lebih dari sekadar teman."

Dani: (tersenyum penuh arti) "Gak apa-apa. Mungkin suatu hari kamu akan melihatnya."

(Sejenak, Alya tersenyum dan memandang Dani dengan pandangan yang berbeda.)

 

Nama : Dian Rahmawati

Mahasiswa PBSI Universitas Rokania




 

Posting Komentar untuk ""Di Antara Persahabatan dan Cinta". Sebuah Naskah Skenario Pendek"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.