"Hilang" (Naskah Skenario karya Hotriani)
Ibu: kamu dari mana aja Ra?, kamu Taukan sekarang udah jam berapa?. Ingat kamu tu anak gadis, emang pantes anak gadis pulang jam segini??. ( Dengan nada tinggi sambil menatap nyalang kepada Mira)
Mira: (hanya menyelos tanpa melihat ke arah ibunya)
Ibu: Ra mau kemana kamu !!, kamu nggak dengerin ibuk!!!.
Mira: kenapa lagi sih buk Mira capek pengen istirahat (sambil melanjutkan langkahnya)
Ibu: MIRA!! ibu belum selesai ngomong, Mira!, dasar anak gak tau sopan santun
Mira: (membalikkan tubuhnya untuk melihat kearah ibu) kenapa buk,
Mira sekarang capek, Mira butuh istirahat, kita ngobrolnya besok aja ya (dengan nada memelas)
Ibu: nggak, kamu belum boleh istirahat, kamu harus jawab pertanyaan ibuk dulu, kamu dari mana aja jam segini baru pulang, coba lihat jam berapa sekarang (sambil melirik ke arah jam)
Mira: baru juga jam..... (seketika Mira melotot karena jam sudah menunjukkan pukul 23.38. perasaan saat ia pulang dari rumah rangga masih jam 20.41. )
Mira: kayak nya aku terlalu lama duduk di taman (dalam hati)
Mira: maaf buk, besok Mira nggak bakalan ngulangin lagi (sambil menunduk dalam)
Ibu: kesini
Mira: kenapa bu ( mendudukkan dirinya di samping ibu)
Ibu: cerita sama ibu, kamu lagi ada masalah?? (Mengelus kepala Mira)
Mira: nggak ada apa apa kok buk, Mira tadi cuma pergi nyari angin aja, eh Gak taunya kebablasan sampai lupa waktu (dengan senyum yang dipaksakan)
Ibu: Ra, Ra. Kenapa kamu nggak mau cerita sama ibu, kamu gak bisa bohong sama ibu. Maaf karena ibu dan mamah nya Rangga terpaksa bohongin kamu, ini semua demi kebaikan kamu(dalam hati)
Ibu: yaudah kalau gitu kamu istirahat gih, jangan lupa bersih bersih dulu sebelum tidur. Maaf tadi ibu udah ngebentak Mira. Ibu tadi cuma khawatir
Mira: Mira ngerti kok Bu, yaudah kalau gitu Mira keatas ya Bu, selamat malam
Ibu: iya mimpi indah ya
Mira: ga, aku bingung hubungan kita mau dikemanain, rintangan kita terasa begitu berat, aku gak kuat ga hiks,hiks,hiks,hiks,( membenamkan wajahnya di bantal yang siap menampung air matanya dan siap mendengar ceritanya)
Mira: semua terasa sia sia, kesetiaan yang selalu aku jaga disetiap kamu pergi keluar negeri. Rindu yang aku bendung sendiri, sampai membuat dadaku terasa sesak karena rindu yang kupendam terlalu besar hiks, hiks, hiks
Mira: sekarang kamu akan pergi lagi, untuk kesekian kalinya aku akan merasakan sakit
Mira: bukannya aku terlalu manja ga, ini semua disebabkan kenyamanan yang kamu berikan sama aku, aku nyaman ada di dekat kamu, aku diperlakukan istimewa oleh mu, itu semua yang membuat aku terlalu mencintaimu dan menyayangi mu, sampai sampai berpisah pun aku tak bisa
Mira: ga semoga kali ini kamu cepat pulang ya, jangan seperti kemarin kemarin 6 bulan kamu pergi tanpa ada kabar sama sekali, itu buat aku
bingung ga, bingung apakah aku dan kamu masih kita, atau aku dan kamu sudah berbeda.
(Tring tring tring)
Mira: Rangga (sambil menetralkan nafas dan menyeka air mata dan hingus yang turut keluar)
Mira: halo ga
Rangga: belum tidur?
Mira: belum, kamu?
Rangga: Kamu sakit Ra??
Mira: nggak
Rangga: tapi suara kamu berubah, atau kamu habis nangis?
Mira: nggak kok aku baik baik aja
Rangga: ooh Oky ( kamu kenapa Ra 'dalam hati khawatir ')
Mira: iya
Rangga: oh ya Ra, besok pagi aku berangkat, kamu anterin aku ya
Mira: secepat itu ga
Rangga: maaf, tapi ini udah gak bisa di tunda lagi
Mira: hmm ok
Rangga: yaudah kamu istirahat ya, maaf malam malam nelfon, aku cuma mau ngasih tau itu aja, dan lagi aku minta maaf karena tadi udah ninggiin suara ke kamu
Mira: gak papa kok, yaudah aku mau istirahat dulu, kamu juga jangan lupa istirahat, bay
Rangga: bayy ( setelah telfon di tutup, ukhuk ukhuk ukhuk)
Tok tok tok
Rangga: datang lagi
Mama: ga, gimana? Udah siap kan semu.......a . Astaga (mama syok)
Rangga: gak papa ma, Rangga udah siap kok
Mama: ga, Rangga Taukan mama sayang banget sama Rangga, Rangga harus kuat dan harus bisa ngejalanin ini, dan yang terpenting Rangga harus segera kembali ke Mira, ini semua demi kebaikan kalian ( sambil mengelus rambut sang anak dan menyeka sedikit noda di sudut bibir anaknya)
Rangga: iya mah, Rangga ngerti kok, sekarang Mama istirahat ya, udah larut, besok kan kita mau berangkat
Mama: iya, kamu juga jangan lupa istirahat, biar waktu kita sampai disana kita bisa langsung mulai proses nya
Rangga: siap mah (sambil memberi hormat)
Mama: oke, kalau gitu mama keluar ya, good night anak mama yang paling tampan
Rangga: ya kan emang anak mama satu satunya cuma Rangga, emang ada yang lain? (Muka yang dibuat cengo)
Mama: ya ada dong, masa kamu gak tau sih (tersenyum menggoda putra nya)
Rangga: siapa??
Mama: ada deh kamu pikirin aja sendiri, mama ngantuk pengen istirahat (keluar dari kamar Rangga)
Rangga: siapa ya?( Menaruh jari dibawah dagu)
Rangga: ah sudahlah paling mama cuma bercanda
Rangga: Ra, selama aku pergi kamu sehat sehat ya disini, kamu harus nungguin aku, kali ini aku janji bakal cepat pulang ke Indonesia, tunggu aku ya Ra, semoga aku berhasil (mengelus bingkai foto yang baru dia ambil dari meja nakas)
Rangga: kamu tau Ra, sebelum kita memutuskan untuk punya hubungan, aku udah lama suka sama kamu, tapi aku takut jika suatu saat nanti kamu akan terluka karena ku, karena pada saat itu aku masih belum mengetahui semua hal ini
Rangga: tolong jangan benci aku Ra, setelah aku pulang nanti, pada waktu itulah yang akan menentukan kita akan bahagia ataupun kecewa (Rangga terlelap dengan memeluk foto Mira)
Mira: hati hati ya ga, jangan lupa hubungin aku kalau udah sampai
Rangga: siap kanjeng ratu (dengan nada menggoda)
Mira: iih apaan sih (sambil menepuk pelan pundak Rangga)
Rangga: aw aw sakit tau (mengelus pundaknya yang baru terkena tampar)
Mira: ciss banyak drama banget
Mama: udah siap Rangga?? (Sambil menatap sinis Mira 'maafin mama Mira' dalam hati)
Mira: ma (berniat ingin menyalim)
Mama: ayo ga, nanti kita ketinggalan pesawat (tangan Mira terapung di udara tanpa ada yang menyambut)
Rangga: ma, itu Mira mau Salim
Mira: gak papa kok ga (mama nyelonong pergi dari hadapan mereka berdua)
Rangga: maafin Mama kau ya Ra, mungkin beliau lagi nggak mood.
Mira: sepertinya kamu harus pertimbangin lagi apa yang aku ucapkan kemarin (menunduk takut Rangga kembali tersinggung seperti kemarin)
Rangga: udah cukup Ra, ini adalah yang kedua kalinya kamu menuduh mama ku, tapi yang harus kamu tau kalau mama orang nya gak kayak gitu (nada datar)
Mira: terserah ga, aku udah capek (buang muka)
Rangga: capek apa, ahh udah lah, aku berangkat. Jaga diri kamu baik baik, doain biar aku selamat (sambil berlalu dari hadapan Mira)
Mira: kamu gak mau meluk aku ga (dalam hati)
Rangga: maaf Ra, aku bener bener minta maaf ( sambil meneteskan air mata)
Mama : kita langsung aja ya
Rangga: iya ma
Mira: kamu apa kabar ga, udah 5 bulan, dan tanpa kabar. (Menatap keluar jendela)
Tring tring tring
Mira: Rangga (terkejut melihat nama Rangga tertera pada layar panggilan)
Mira: halo ga
Rangga: hai Ra, apa kabar kam?
Mira: aku capek ga( sambil menghela nafas)
Rangga: capek kenapa? (Khawatir)
Mira: nungguin kamu
Rangga: jadi kamu capek nunggu aku?
Mira: iya, dan kamu juga gak pernah ngasih kabar ke aku
Rangga: maaf karena udah bikin kamu capek nungguin aku, aku cuma mau bilang (menarik nafas dalam-dalam) kayaknya hubungan kita cukup sampai disini aja Ra
Mira: (terbelalak kaget) maksud kamu apa ga, bercanda kamu gak lucu tau gak
Rangga: aku nggak bercanda Ra, aku nggak mau bikin kamu nunggu lebih lama lagi, jadi mending hubungan kita cukup sampai disini aja
Mira: kamu bercandakan ?? Tiba tiba banget kamu ngomong begitu, gak usah ngepra......
Rangga: aku suka sama perempuan lain, yang akan aku nikahi nanti Ra (Rangga menyela ucapan Mira)
Mira: apa nggak mungkin, GAK MUNGKIN KAN GA, (Mira berteriak histeris)
Rangga: maaf Ra, aku benar minta maaf
Mira: KENAPA LU BARU NGOMONG SEKARANG GA, KENAPA??
Rangga: maaf Ra, maaf ( mendengar teriakkan Mira )
Mira: LU KIRA DENGAN KATA MAAF LU BISA MENGGANTI WAKTU GUE YANG TERASA BERAT WAKTU NUNGGUIN LU BALIK HA, NGGAK BISA GA, DAN SEKARANG LO DENGAN SEENAK JIDAT NGOMONG BEGITU, DIMANA HATI LO, HA DIMANA!! (Rangga terdiam mematung)
Mira: JAWAB GUE GA !!
Rangga: maaf, tapi gue berharap lu bisa datang di acara pernikahan gue (Rangga benar benar merasa bersalah)
Mira: dimana hati nurani Lo ga, bisa bisanya lu nyuruh gue buat datang ke pernikahan lu (nada lemas)
Rangga: sepertinya kita perlu bicara langsung Ra, aku mohon besok kamu datang ke taman tempat kita biasa, aku harus minta maaf sama kamu secara langsung
Mira: aku gak bakal datang, dengerin suara kamu aja aku udah gak kuat ga, kamu tau gak sih kalau kamu tega banget sama aku
Rangga: karena itu aku pengen ketemu sama kamu walaupun untuk terakhir kalinya, kamu boleh mukul aku, maki maki aku, yang penting kamu datang, masalah kamu mau maafin aku atau enggak aku bakal terima ( Mira langsung mematikan telepon nya)
Rangga: aku harap kamu bakal datang Ra (melihat anak anak yang berlarian sambil tertawa di hadapannya)
Rangga: Mira ( mendongak menatap orang yang baru berdiri di samping nya)
Rangga: duduk dulu Ra
Mira: gak usah banyak basa-basi (nada ketus)
Rangga: aku senang kamu mau datang kesini, dulu ini adalah tempat dimana aku nyatain perasaan aku ke kamu, 2 setengah tahun lalu kamu adalah wanita yang paling aku cintai, tapi sekarang udah beda, ak...
Mira: nggak usah ingat kenangan dulu, kamu bilang aja apa yang mau kamu sampaikan, sampai kamu nyuruh aku untuk datang ke sini.
Rangga: Maaf, untuk kesekian kalinya aku mau minta maaf sama kamu, maaf aku udah buang buang waktu kamu, aku udah bikin kamu sedih, dan maaf karena aku..... Udah bikin kamu kecewa.
Mira: kamu tau ga, hiks hiks hiks (tak dapat membendung air matanya). Kamu jahat ga, kamu jahat. Kamu tega sama aku hiks hiks hiks
Rangga: maaf Ra, maaf, tolong maafin aku hiks (sambil memeluk Mira ke pelukannya)
Mira: gak papa ga, semoga kamu selalu bahagia sama orang yang kamu pilih, aku gak bisa marah lebih lama ke kamu, karena aku benar benar cinta sama kamu. sampai, untuk gak suka sama kamu aja aku gak bisa, padahal kamu udah bikin aku kecewa.
Rangga: sesayang itu lo Ra sama gue 'dalam hati ' (melepas pelukan mereka berdua, dan menyeka air mata Mira)
Rangga: maaf Ra, mungkin ini yang terbaik buat kita
Mira: ini cincin yang dulu pernah kamu kasih ke aku ( menyodorkan sebuah cincin)
Rangga: kamu simpan aja, nanti saat kamu rindu sama aku, kamu bisa lihat cincin itu. Siapa tau kita gak bakal ketemu lagi
Mira: kalian bakal pindah ke luar negara ya?? Sampai sampai kita gak bakal ketemu lagi
Rangga: bukan gitu, intinya kamu harus jaga cincin ini baik baik (sambil menahan sesuatu yang hendak keluar)
Mira: aku ngerti, aku bakal jaga dengan baik. Dan ya aku juga punya satu permintaan untuk kamu. aku mohon setelah kamu nikah nanti, kamu jangan pernah nge-cewain dia. Bisa??
Rangga: hmm (menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum getir) semoga kamu sehat terus Ra 'dalam hati'
Mira: kalau gitu aku mau pulang dulu, doain aku ga, biar cepat move on dari kamu (dengan mata sembab, dan senyum yang dipaksakan)
Rangga: mau aku anterin gak??
Mira: gak perlu ga, aku bisa sendiri. Sampai jumpa (berbalik dan pergi)
Rangga: ukhuk ukhuk ukhuk 'Ra semoga kamu selalu bahagia, walaupun tanpa aku' (alam hati)
Mira: kamu apa kabar ga? Udah tiga Minggu aku nungguin surat undangan kamu, tapi kok belum Dateng, serindu itu aku sama kamu, sampai sampai aku rela sakit melihat kamu bersanding dengan orang lain, demi aku bisa ngeliat kamu, walaupun cuma dari jauh, tapi itu udah cukup buat aku
Tok tok tok
Mira: masuk
Ibu: Ra ( dengan mata sembab)
Mira: ibu kenapa (berjalan cepat menuju ibu)
Ibu: Ra kamu harus kuat ya (memeluk Mira)
Mira: emang kenapa bu, cerita sama Mira
Ibu: ayo kita berangkat sekarang
Mira: kemana Bu (bingung)
Ibu: nanti kamu bakalan tau, cepat siap siap
Mira: kita ngapain ke rumah Rangga bu?? . Kok pada nangis ( heran, ,) kalo ini pernikahan Rangga GK mungkin nangis Sampe kejer Gitu 'dalam hati'
Ibu: kita tunggu aja dulu, ( ikut menangis)
Wiw wiw wiw wiw wiw
Mira: loh ( kaget melihat mobil ambulans). Ini ada apa sih buk sebenarnya (kesal dan resah)
Ibu: kamu harus sabar Ra (menarik Mira ke pelukan nya)
Mira: yang di brankar itu siapa Bu??
Ibu: ayok kita masuk dulu .(menggandeng tangan Mira)
Mama: MIRAA!!! (menangis histeris)
Mira: mama (merasa bingung)
Mira: RANGGA??? (Tersungkur, karena melihat yang berada di balik kain putih itu adalah Rangga). GA? GAK MUNGKIN, IBU, RANGGA KENAPA BU?? (Merasa tak percaya)
Mira: GA, BANGUN GA, MAKSUD LO APA HAH!!, LO JANGAN MAIN MAIN SAMA GUE, BANGUN GAAA (mengguncang tubuh Rangga)
Ibu: Ra sabar nak, sabar (mama juga ikut memeluk Mira )
Mira: GAK BISA MAH, RANGGA GAK BOLEH KAYAK GINI, GA GUE MOHON BANGUN GUE GAK BISA HIDUP TANPA LOO ( menangis sejadi jadinya) .
Mira: ga bangun gue masih cint.....(pingsan)
Ibu: Mira , Ra bangun nak (menepuk pelan wajah Mira)
Mama: tolong angkat Mira ke kamar ( menyuruh orang yang ada di sana)
Mimpi
Rangga: Ra
Mira: iya, kenapa ga?
Rangga: kamu bahagia gak??
Mira: bahagia, aku bahagia karena ada kamu
Rangga: kamu mau tau sesuatu gak??
Mira: emang apa??
Rangga: mama sebenarnya sayang sama kamu, bahkan mama menganggap kamu anaknya sendiri
Mira: masa sih, buktinya mama selalu jutek setiap ketemu aku, cuma dulu mama baik sama aku pas awal hubungan kita (menunduk sedih)
Rangga: kamu jangan ketipu, mama cuma akting
Mira: ha maksudnya??
Rangga: suatu saat kamu bakalan tau. Ra saat aku pergi nanti kamu harus tetap bahagia ya (mengelus kepala Mira)
Mira: emang kamu mau pergi kemana??
Rangga: ketempat yang jauh
Mira: AKU IKUT
Rangga: kamu gak boleh ikut Ra
Mira: kenapa?? Kamu selingkuh ya?? Jujur aja (mata mulai berkaca-kaca)
Rangga: aku cinta sama kamu gak mungkin aku bisa selingkuh, di hati dan pikiran aku cuma ada kamu
Mira: terus kenapa aku gak boleh ikut, aku juga sama, aku cinta sama kamu aku gak bisa pisah lama lama dari kamu
Rangga: nanti kamu bakalan tau, aku pengen saat aku pergi kamu bisa bangkit dan bahagia, aku gak mau ngeliat kamu sedih, ok
Mira: tapi kamu mau pergi kemana hiks hiks hiks
Rangga: udah udah jangan nangis lagi ( menarik Mira ke pelukan nya)
Mira: jangan tinggalin aku ga (terlelap di pelukan Rangga)
Mama: kamu udah sadar Ra?? (Mengelus kepala Mira)
Mira: mama, (seketika teringat) RANGGA, ma Rangga dimana mana ma?? (Melompat dari kasur dan bergegas menuju ruang tengah)
Mama: RAA TUNGGU (menyusul Mira)
Mira: ga bawa aku gak, aku lebih baik kamu sakitin dengan nikah sama orang lain, dari pada kamu pergi dengan berjodoh bersama maut
Aku gak sanggup ga, aku gak sanggup (lirih) hiks hiks hiks, secepat itu kamu ninggalin aku. (Siapapun yang mendengar tangisan nya, akan merasa pilu)
Mama: Ra udah ya, sekarang kamu ambil air wudhu, kita bakal nyolatin Rangga, kamu gak boleh nangis terus, hiks hiks hiks nanti Rangga bakal sedih (ikut menangis)
La ila ha illallah, la ila ha illallah, la ila ha illallah, la ila ha illallah
Ustadz: baiklah bapak bapak dan ibu ibu, telah berpulang ke Rahmatullah anak kita yang bernama Rangga, semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah ta'ala. Jika ada kesalahan yang ia lakukan apakah kita bersedia memaafkannya??
Bapak/ibu: maaf (serentak)
Ustadz: Dan bagi bapak dan ibu yang merasa bahwa nak Rangga mempunyai hutang berupa materi, boleh langsung ke ahli bait untuk membicarakan tentang utang piutang tersebut.
Ustadz: baik bapak bapak, sekarang mari ambil posisi masing masing untuk menempatkan mait ke tempat peristirahatan terakhir (masuk kedalam liang kubur)
Mira: ga selamat jalan, hiks hiks, semoga kamu tenang disana. (Menangis dalam diam)
Ibu: yang kuat jeng (mengelus pundak mama nya Rangga)
Mira: ga, aku datang. Baru satu hari ga, baru satu hari, tapi aku ngerasa benar benar lelah, rasa hati ku yang sekarang lebih sakit dibandingkan saat kamu ninggalin aku untuk pergi keluar negeri, rasanya hati aku hampir pecah karena terus rindu dan gak percaya kamu udah pergi untuk selamanya.
Mira: aku kangen ga, kangen hiks hiks
Mama: Mira (menyentuh pundak Mira)
Mira: mama (kaget)
Udah kamu jangan nangis terus, Rangga gak bakal suka kalau kita terus terusan gini. Nanti kamu ikut mama kerumah ya, mama mau ngasih kamu sesuatu
Mira: hmm iya ma
Mama: ayo duduk dulu
Mira: iya ma
Mama: mama ke kamar bentar ya
Mira: iya ma silahkan ( canggung, karena tak terbiasa di perlakukan lembut oleh mama Rangga)
Mama: Ra (menyodorkan sebuah buku)
Mira: ini apa mah (menerima buku itu)
Mama: kamu baca dulu, cari tempat ternyaman, kamar Rangga juga boleh.
Mira: ma (mendengar nama Rangga Mira hendak menangis lagi), tapi gimana kalau calon istri Rangga tau. Nanti dia malah marah
Mama: ssst, kamu baca dulu suratnya, baru nanti mama cerita.
kamu harus kuat (pergi meninggalkan Mira)
Surat
Assalamualaikum
Dari Rangga
Untuk Mira.
Ra, saat kamu baca surat ini, mungkin aku udah gak ada di samping kamu lagi. Hey jangan nangis terus, kalau kamu nangis aku bakalan ikut nangis. ingat Ra kita cuma beda alam, bukan beda perasaan. Kamu harus janji untuk terus bahagia walau tanpa aku. Aku nulis surat ini setelah aku mutusin kamu, kamu tau Ra, rasanya berat buat aku mutusin hubungan kita, aku yakin kamu juga begitu. Maaf selama ini aku udah bohongin kamu, sebenarnya saat aku pergi keluar negeri, aku lagi berobat Ra, masa awal hubungan kita, aku masih baik baik aja, hingga waktu aku lagi tidur tiba-tiba aku kebangun dan langsung muntah darah, aku langsung nelpon mama untuk minta bantuan, saat di rumah sakit dokter langsung meriksa aku, dan ternyata aku terkena kangker stadium 4, mamah dan aku kaget, mungkin karena beberapa tahun kebelakangan aku juga sering ngerasain sakit di bagian belakang kepala aku, tapi aku terus cuek, dan akhirnya berakhir seperti ini,
[8/10 19.56] 호트리아니: mama gak pernah sekalipun gak suka sama kamu, selama ini mama cuma mau nutupin tentang penyakit aku, mama gak mau kamu semakin terluka saat dimana aku harus ninggalin kalian semua.
Mira: lu kok jahat banget sih ga?? Lu ngebiarin gue untuk berfikiran buruk ke mama selama ini hiks hiks hiks
Maaf, sebenarnya aku gak ada rencana untuk menikah, itu aku rencain supaya kamu benci dan gak terlalu terpukul saat aku pergi nanti.
Mira: kamu salah ga, dengan kamu berbuat seperti ini aku malah merasa semakin bersalah, karena kamu sebegitu perdulinya ke aku mikirin perasaan aku, sedangkan aku terus terusan nuduh mama yang nggak-nggak. Seharusnya kamu ngomong ga, kamu ngomong hiks hiks hiks
Mungkin saat kamu baca surat ini, rasa sayang kamu ke aku udah berubah, karena aku yang terlalu sering nyakitin kamu, tapi kamu harus tau Ra, aku udah berusaha sekuat dan semampu aku agar kita bisa tetap bersama, tapi takdir memang berkata lain, setelah beberapa kali aku melakukan operasi, tapi tumor itu sudah gak terkendali lagi, dan aku divonis bakal meninggal oleh dokter. Hahhh Rasanya berat buat nulis surat ini, tapi aku gak mau saat aku udah pergi nanti, tapi aku belum ngejelasin apapun kekamu. Aku lega karena surat ini udah selesai, aku nitip mama ya, mama udah nganggap kamu kayak anaknya sendiri, sering sering jenguk mama, kalau kamu mau, kamu bisa tidur di kamar aku. Bay Ra semoga kamu sehat selalu
Mira: gue janji bakal sering jengukin mama, lu juga harus bahagia disana ga, setiap kalimat yang Lo ucapin maupun yang Lo tulis sekarang ini, pasti berharap agar gue bahagia. Tapi Lo lupa buat minta untuk kebahagiaan Lo sendiri.
Tok tok tok
Mama: Ra ??
Mira: hiks mama (menyeka air mata)
Mama: udah selesai??
Mira: udah ma
Mama: sini peluk dulu (menarik Mira kedalam pelukannya)
Mira: hiks MAMA ! (airmata tak terbendung lagi)
Mama: sabar Ra (ikut menangis)
Mira: ceritain ma, apa aja yang udah Rangga laluin tanpa sepengetahuan Mira
Mama: waktu itu Rangga sering mijetin kepalanya sendiri, mama sempat heran, apa mungkin Rangga lagi ada masalah, hingga suatu hari tiba-tiba Rangga pingsan pas lagi turun tangga saat dia mau keluar nemuin kamu. Mama nggak langsung bawa dia ke dokter karena dia itu anaknya gak suka sama yang berbau obat obatan. saat itu Rangga cerita ke mama kalau hampir setiap malam pasti Rangga muntah darah, dan tanpa sepengetahuan mama tiba-tiba Rangga, nyodorin sebuah kertas yang berisi hasil cek Rangga, disana tertera bahwa Rangga terkena kanker stadium 4, untuk melakukan tindak lanjut pun pada stadium ini sudah sangat terlambat, sampai Rangga hanya pasrah pada takdir, namun beruntung selama dua tahun terakhir dia masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa, karena berbagai operasi juga sudah dilakukan, namun saat terakhir kali kami pergi ke luar negeri untuk proses pengobatan selanjutnya, kanker itu malah semakin ganas, dan dokter sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, dan langsung memvonis Rangga. Disitu mama bener bener gak bisa ngontrol diri hiks hiks tapi Rangga dengan begitu kuatnya nanangin mama, padahal dia yang lebih sakit. Saat itu dia mutusin buat mama atau ibu kamu untuk gak ngasih tau kamu
Mira: berarti ibu udah tau (tak percaya)
Mama: iya, ibu udah tau. Selama kami di rumah sakit setiap malam Rangga pasti kebangun, dan menatap kosong langit langit kamar rumah sakit, mama juga sering dengar dia nyebut nyebut nama kamu sama mama, sampai sekarang suara dia yang begitu pilu terus berputar di telinga mama
Mira: kenapa mama jahat dengan gak ngasih tau aku keadaan Rangga, setidaknya izinin aku buat ngerawat dia disaat dia lagi butuh. Dengan mama sama ibu gak ngasih tau aku keadaan Rangga saat itu, itu semakin bikin aku ngerasa bersalah dan gak berguna buat Rangga hiks hiks hiks. Ga kasih aku kesempatan sekaliiii aja buat jagain kamu, hiks hiks hiks pulang Ga, pulang (menangis sejadi jadinya)
Mama: maafin Mama Ra, mama memang salah, maafin Mama. Sebenarnya Rangga bener bener mau nutupin semua informasi nya dari kamu, tapi saat seminggu sebelum ia pergi, dia sering bilang ke mama kalau kamu marah sama dia, dan dia gak bisa kalau kamu marah ke dia, tepat satu hari sebelum ia pergi dia akhirnya bilang ke mama, buat ngabarin kamu kalau kalau dia udah gak ada. Dan alasan dia nggak mau kamu tau selama dia sakit adalah, dia gak pengen kamu sedih saat kamu ngeliat dia lagi sekarat.
Mira: kok Rangga jahat banget sih ma, dia tega pergi tanpa ngucapin salam perpisahan hiks hiks hiks (meremat ujung baju mama)
Mama: ssst sst sst sst, kamu gak boleh bilang gitu, dia ngelakuin itu juga karena dia gak mau orang yang dia cintai harus merasakan hancur. Sekarang kita harus bisa kuat, mama yakin kamu juga pasti bisa
Mira: Ga, maaf aku gak bisa untuk menuhin keinginan kamu, maaf maaf hiks hiks hiks ( meremat sweater tebal yang di pakai nya)
Mira: ternyata untuk bahagia tanpa ada kamu itu rasanya sulit ga, gak semudah yang kamu harapkan, aku udah hilang arah, katakan aku bodoh, tapi ini benar benar gak mudah buat aku ga. Ini berat banget (menatap kosong keluar jendela)
Tok tok tok tok
Ibu: Ra (masuk dengan membawa nampan). Eeh kamu ngapain duduk di jendela nanti kamu jatuh loh (menarik tangan Mira, agar turun dari jendela)
Mira: ibu hiks hiks hiks, ibu Mira udah gak kuat hiks hiks hiks Mira sakit Bu, Mira sakit.
Ibu: hey, hey sayang lihat ibu, kamu mau bikin Rangga kecewa, mau bikin Rangga sedih (Mira menggeleng). Kalau gitu Mira harus bangkit, OK. Mira pasti bisa. Sekarang ayo makan (menyodorkan sendok berisi makanan)
Ibu: ini minum obatnya dulu
Mira: Bu, hari ini Mira gak mau minum obat dulu ya, Mira mau langsung istirahat aja
Ibu: loh kok gitu, ini diminum dulu baru boleh istirahat
Mira: udah dua bulan Mira minum obat ini Bu, tapi gak ngefek sama sekali.
Ibu: Ra kita kalau mau sembuh itu harus ada usaha, sembuh gak bakal datang tanpa ada usaha, lihat tuh badan kamu udah kurus banget
Mira: Bu, pliss kali iniii aja, Mira ngantuk pengen istirahat (sambil membaringkan tubuhnya)
Ibu: ya udah deh, satu kali gak minum obat juga gak bakal berpengaruh. (Sambil merapihkan selimut Mira)
Mira: maaf Bu, tapi... Entah kenapa hari ini Mira rasanya lelah banget (menatap pintu yang sudah ibu tutup kembali)
MIMPI
Mira: Rangga??
Rangga: hai Ra, lama gak ketemu, kamu apa kabar
Mira: (berhambur ke pelukan Rangga) aku kangen ga, kangen banget
Rangga: aku juga, kamu ngapain kesini
Mira: nggak tau, tadi aku lagi tidur di kamar, pas bangun aku udah ada disini
Rangga: kamu harus pulang sekarang
Mira: pulang?? Emang mau pulang kemana ??
Rangga: ke alam nyata, kamu gak boleh lama lama disini
Mira: emang kenapa, aku suka disini, karena aku bisa ketemu sama kamu.
Rangga: tapi dengan kamu terus disini itu artinya kamu udah gak sayang dan gak mau ketemu sama ibu dan mama lagi
Mira: kok gitu (melepaskan pelukannya dari tubuh Rangga)
Rangga: Ra sekarang kamu lagi diambang hidup dan mati, kamu tinggal pilih mau pulang ke ibu, dan hidup seperti biasa atau disini tapi kamu gak bakalan ketemu ibu lagi
Mira: kalau gitu aku disini aja sama kamu, di dunia juga aku selalu nangis karena rindu sama kamu, sampai aku sakit sakitan.
Rangga: kamu nangisin aku, mantan kamu yang meninggal. Terus gimana perasaan ibu, saat ngeliat anaknya yang meninggal, kamu tega ngeliat ibu sedih (Mira menunduk dalam)
Mira: akuuuu....
Ibu: Ra, Ra, bangun nak (mengguncang tubuh Mira). Ra, udah pagi loh ini. (Bingung) RA , RA, BANGUN NAK, MIRA (mengguncang tubuh Mira dengan brutal)
Ibu: Ra jangan tinggalin ibu nak, Ra, MIRA!!!
Mira: hmmm buk (membuka mata yang seolah Sulit untuk terbuka)
Ibu: MIRA, SYUKUR LAH KAMU SADAR NAK HIKS HIKS, JANGAN GITU LAGI, IBU TAKUT (memeluk Mira dengan erat)
Flashback di mimpi tadi
Mira: aku.... Gak mau ngeliat ibu sedih
Rangga: kalau gitu kamu harus kembali
Mira: tapi kamu gimana?
Rangga: Ra, tempat aku memang udah disini
Mira: tapi gimana aku gak mau pisah dari kamu lagi
Rangga: kamu harus tau bahwa setiap saat aku selalu merhatiin kamu, saat kamu nangis sampai kamu sakit kayak sekarang ini
Mira: tapi aku gak bisa ngeliat kamu hiks hiks hiks
Rangga: jangan nangis, kamukan bisa ngeliat foto aku. Sekarang kamu harus cepat pulang, itu cahayanya sebentar lagi redup
Mira: tapii....
Rangga: ini hadiah aku untuk kamu, karena kamu udah mau bertahan sampai di detik ini. (Mira menatap gelang pemberian Rangga). Jangan lupa nitip salam buat mama sama ibu
Mira: (memeluk Rangga kembali) ga aku bakalan rindu kamu hiks hiks hiks
Rangga:aku juga sama Ra (menahan air mata yang hendak keluar). Udah sana
Mira: aku pergi ya ga (setelah melepas pelukannya) .
Rangga: iya sampai jumpa lagi
Mira: makasih ga 'dalam hati' (sambil melihat gelang yang terpatri di lengannya)
End
Penulis : Hotriani
Mahasiswa PBSI Universitas Rokania
Menurut saya naskah skenario ini memiliki potensi kuat dengan tema hubungan dan psikologi karakter, namun bisa diperbaiki dengan struktur yang lebih rapi dan penguatan elemen visual.
BalasHapusTerimakasih atas komentarnya, lain kali saya akan coba untuk membuat part serta secen agar pembaca tidak bingung 🙏. Kalau boleh tau nama kamu siapa?
HapusMenurut saya Skenario ini menampilkan dinamika emosi yang kompleks antara seorang anak, Mira, dan ibunya, serta bagaimana konflik eksternal mempengaruhi perasaan pribadi Mira. Dialog yang ada menunjukkan ketegangan antara tanggung jawab dan keinginan untuk melarikan diri dari masalah, yang dirasakan oleh karakter Mira.
BalasHapusnaskah ceritanya sudah sangat bagus, alurnya sedikit berat sehingga tidak bisa di tebak bagaimana cerita berikutnya. cuman untuk setting saya rasa pembaca kurang memahami bagian setting ini. semoga kedepannya bisa menulis lebih baik💪🏼
BalasHapusNaskah ini dengan baik menangkap dinamika hubungan keluarga yang penuh emosi, di mana komunikasi yang terputus menjadi inti masalah.
BalasHapus