"LANGKAH TERAKHIR" (Naskah Skenario karya Harry Persada Mulya)
LANGKAH TERAKHIR
Part 1: Perkenalan Karakter dan Konflik Awal
ADEGAN 1 - Diluar - Rumah Sederhana di pasir pengaraian - Pagi Hari
(Suara ayam berkokok dan dering alarm terdengar. RANI (26), ibu rumah tangga sederhana, bangun dari tidurnya. Ia menatap langit-langit kamar dengan mata lelah. Di sampingnya, suaminya, Preen (28), masih tertidur pulas.)
RANI
( berbicara dalam hati)
"Hari ini mungkin akan jadi hari yang
panjang lagi."
(Rani berjalan menuju dapur. Ia memasak sarapan dengan raut wajah yang cemas. Terlihat kalender di dapur yang menunjukkan bulan Maret, dan sebuah catatan pengingat berbunyi: "Bayar Uang Sekolah.")
ADEGAN 2 - Didalam - Ruang Keluarga - Siang Hari
(Preen duduk di depan TV sambil minum kopi. Putra mereka, DIKA (12), sedang bermain di luar rumah.)
PREEN
(mengeluh)
"Kerjaan makin susah, proyek banyak yang
nggak jadi."
RANI
(menghela napas)
"Uang sekolah Dika belum lunas, Preen .
Kita harus cari cara buat bayar bulan ini."
PREEN
"Iya, aku tahu. Tapi, dari mana? Gaji aja dipotong setengah."
(Rani diam, wajahnya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.)
Part 2: Awal Konflik Utama
ADEGAN 3 – Diluar - Jalanan Pasir pengaraian - Sore Hari
(Preen sedang naik motor menuju tempat kerja. Ia melintasi jalanan kota yang macet, terlihat penat dan penuh pikiran. Tiba-tiba, ia menerima telepon dari kantornya.)
SUARA TELEPON
Dring…….Dring…… (BOS PREEN)
"Preen , saya minta maaf. Proyek yang
kita kerjakan dibatalkan klien. Kita harus merampingkan tim."
PREEN
"Apa? Maksud Bapak... saya dipecat?"
BOS PREEN
"Kita akan pangkas staf. Maaf, Preen."
(Preen mematikan telepon dan terlihat terpukul. Ia parkir di pinggir jalan dan menatap jauh ke langit yang mulai memerah.)
ADEGAN 4 - Diluar - Taman Kota - Sore Hari
(Rani sedang duduk di taman menunggu Dika selesai bermain. Dia menerima pesan dari Preen yang mengabarkan tentang PHK. Rani terdiam, air matanya mulai mengalir.)
Part 3: Peningkatan Konflik dan Tekanan Emosional
ADEGAN 5 - Didalam - Ruang Makan - Malam Hari
(Preen pulang ke rumah dengan wajah muram. Rani menyajikan makan malam dengan hening. Keduanya saling bertatapan, tetapi tidak ada yang berbicara.)
DIKA
(tak menyadari situasi)
"Bunda, besok di sekolah ada ujian. Aku
butuh beli buku."
PREEN
(berbicara pelan, menahan emosi)
"Kita bisa bicarakan nanti, Nak. Bapak
sama Bunda lagi banyak pikiran."
(Dika bingung, tapi ia menurut. Preen dan Rani saling berpandangan dengan beban yang semakin berat.)
Part 4: Titik Balik
ADEGAN 6 - Didalam - Rumah Orang Tua Rani - Siang Hari
(Rani mengunjungi ibunya, IBU RATNA (60), untuk mencari solusi. Di rumah yang kecil namun penuh kenangan, Ibu Ratna menyadari ada yang tidak beres dengan putrinya.)
IBU RATNA
"Kamu kelihatan capek sekali, Nak. Ada
masalah apa?"
RANI
(tak mampu lagi menahan diri, ia menangis
di pelukan ibunya)
"Ibu, Preen baru aja di-PHK, dan aku
nggak tahu gimana caranya kita bisa bertahan."
IBU RATNA
"Kadang hidup memang berat, tapi kamu dan
Preen harus tetap kuat. Kalau kamu butuh bantuan, Ibu akan selalu ada."
Part 5: Penyelesaian Konflik
ADEGAN 7 - Didalam - Sekolah Dika - Pagi Hari
(Rani datang ke sekolah untuk berbicara dengan guru Dika. Ia meminta waktu tambahan untuk membayar biaya sekolah.)
RANI
"Saya minta maaf, Bu. Tapi kami sedang
dalam situasi sulit. Bisakah kami diberikan waktu?"
GURU DIKA
"Tentu, Bu Rani. Saya mengerti. Yang
penting Dika tetap bisa belajar dengan baik."
(Rani merasa sedikit lega, namun masih ada kekhawatiran yang tersisa.)
ADEGAN 8 – Didalam - Kamar Tidur Preen dan Rani - Malam Hari
(Preen terlihat sedang mencari lowongan pekerjaan di laptopnya. Rani duduk di sampingnya, memberinya semangat.)
RANI
"Kita akan temukan jalannya, Preen Aku percaya."
PREEN
"Kamu benar. Aku nggak boleh
nyerah."
Part 6: Akhir yang Haru
ADEGAN 9 – Didalam - Taman Kota - Sore Hari
(Beberapa bulan kemudian, keluarga mereka mulai bangkit. Preen mendapatkan pekerjaan baru, meski tak sebesar sebelumnya. Mereka sedang duduk di taman, menikmati waktu bersama.)
DIKA
"Bapak, Bunda, terima kasih sudah
berjuang buat aku."
PREEN
"Kamu adalah alasan kami bertahan,
Nak."
(Matahari mulai terbenam di belakang mereka. Dengan segala tantangan yang telah dilalui, keluarga ini kini lebih kuat dari sebelumnya.)
NARATOR
"Kadang hidup menuntut kita untuk jatuh,
hanya untuk mengajarkan kita bagaimana bangkit kembali."
(Tirai menutup, musik lembut mulai terdengar.)
TAMAT
NAMA : HARRY PERSADA MULYA
MATA KULIAH : MENULIS NASKAH SKENARIO
DOSEN PENGAMPU : NUR ATIKA , S.Hum,M.Pd
Setting nya kurang di terang kan,dan alur cerita nya langsung ke inti, sebaiknya di ceritakan terlebih dahulu hubungan antar tokoh,ini dialok nya langsung menuju ke konflik cerita nya.
BalasHapusAlur cerita nya maju,. Endingnya bahagia, dan kisah ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan pasti akan ada titik rendah nya tetapi dengan kita berikhtiar dan bangkit lagi tuk berkerja keras demi keluarga dan mempertahankan keutuhan rumah semua pasti ada jalanannya. Kisah ini cocok tuk orang dewasa. Tuk tanda baca, dialog, setting dan tokoh nya sudah 👍
BalasHapusAku cerita dari skenario ini adalah maju , yg membuat menarik menurut saya itu adalah tentang sikap freen yg pantang menyerah dan Rani tidak meninggalkan freen di posisi sedang di bawah.
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusPada naskah "LANGKAH TERAKHIR"
Si situ kisudah bisa melihat bahwasanya alur yang di gunakan sudah sering kali kita lihat seperti filem²di indosiar mudah sekalian di tebak, kalo untuk penokohan lumayan bagus karna di situ tokoh preen seorang bapak sangat bersungguh² untuk menghidupi keluarga nya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNaskah "Langkah Terakhir" karya Harry Persada Mulya berhasil menyentuh tema ketahanan keluarga dalam menghadapi kesulitan finansial. Karakter-karakter yang digambarkan, terutama Rani dan Preen, menunjukkan kedalaman emosional yang realistis, menciptakan keterhubungan dengan penonton. Struktur yang terorganisir, mulai dari perkenalan hingga penyelesaian, efektif dalam membangun ketegangan. Namun, ada ruang untuk pengembangan lebih dalam pada dialog dan interaksi antara karakter untuk menambah kedalaman cerita.
BalasHapusNaskah ini tidak memiliki sinopsis,sebaiknya ada sinopsis dalam naskah tersebut
BalasHapusAlur dalam cerita ini terlalu monoton, sehingga mudah bagi pembaca menebak ending ceritanya. Namun dalam cerita ini banyak mengajarkan agar kita tidak pantang menyerah sekali pun dalam keadaan terpuruk, ada jalan keluar dari setiap permasalahan.
BalasHapusAlur dan penokohan dari cerita ini bagus dan sangat menyentuh. Cerita ini cocok dibaca oleh kalangan orang-orang yang sudah menikah agar memberikan pengajaran bahwa disetiap rumah tangga pasti ada permasalahannya dan jangan mudah menyerah.
BalasHapusDari dialog diatas bagus dan menarik . naskah ini memiliki potensi yang kuat untuk mengangkat tema tentang ketahanan keluarga dalam menghadapi tekanan ekonomi.
BalasHapusNaskah skenario dengan judul "langkah terakhir " Buah karya Harry Persada sudah menarik dilihat dari segi setting waktu dan tempat yang telah dijelaskan dengan baik. Namun, terdapat beberapa kekurangan nya pada penokohan yang belum terlihat atau kurang lengkap seperti tokoh antagonis nya jika ditambah akan menambah rasa penasaran pembaca. Sinopsis , tema tidak dituliskan sehingga membuat pembaca kurang mengetahui kata kunci dari cerita naskah tersebut. Alur dari cerita ini menggunakan alur maju yang membuat cerita nya mudah untuk ditafsirkan oleh pembaca
BalasHapusMenurut saya cerita ini sangat bagus karna menggambarkan perjuangan keluarga dengan baik. Tetapi ada juga kekurangannya sedikit yaitu beberapa dialog terasa kaku, kurang alami untuk situasi sehari-hari.
BalasHapus