"SALAH KAPRAH JADI AMARAH" (Cer-bung Episode 1) Karya Arnita Adam

SALAH KAPRAH JADI AMARAH
Oleh  :  A R N I T A  A D A M

    “Masih mau  nyari apalagi sih kamu Dhika?, sarjana udah, pekerjaan udah mapan, jabatan lumayan, kapan kamu mau menikah?” ucap sang mama kepada anak lelakinya yang sudah dewasa.
    “Masih belum ketemu calonnya ma!” sahut sang anak sambil merangkul bahu mamanya
    “Calon yang bagaimana yang kamu inginkan, apa nggak ada tipe yang kamu inginkan di kota kita ini?” timpal sang mama kembali sambil menggenggam tangan anak di bahunya.
    “Nggak ada Ma!, dari teman SMA, teman kuliah sampai rekan kerja, nggak ada!” tegas sang anak meyakinkan mamanya
    “Memang tipe yang bagaimana yang kamu inginkan, kok sepertinya susah sekali ditemukan” timpal sang mama penasaran. Sang anak sudah duduk disamping mamanya
    “Rambutnya panjang ma! Kalau bisa melebihi lututnya” jawab sang anak memangdang sang mama dengan serius.
    “Rambut panjang? Meskipun ia tak berpendidikan?” tanya sang mama kembali
    “Iya, ma.  Masalah pendidikan itu termasuk tanggung jawab suami untuk memberikan pendidikan kepada istrinya” sahut Dhika masih dengan nada serius
    “Sekuno itu pemikiranmu, apa sih yang kamu cari dari wanita yang mempunyai rambut panjang?” timpal mamanya masih penasaran
    “Meskipun Dhika ini hidup di zaman modern, tapi pemikiran Dhika kuno ma, lagi pula bukankah barang-barang kuno itu langka, selain itu filosofi dari perempuan berambut panjang adalah punya akan yang dalam ” jawab sang anak kali ini dengan nada bercanda.
“Tapi kalau mencari perempuan yang berambut panjang, sepertinya sulit kita temukan di kota kita ini, kita harus mencarinya ke desa-desa” komentar sang mama secara tak langsung memberi dukungan kepada anaknya untuk segera menikah.
    “Nanti akan mama bicarakan dulu dengan papa dan bagaimana pendapatnya” sambung sang mama kembali
    Ternyata sang ayah yang menjabat sebagai walikota itu setuju dengan keinginan anaknya, karena keinginan anaknya itu tidak bertentangan dengan hukum dan yang lebih penting lagi tidak bertentangan dengan syariat Islam kalau seumpamanya Dhika ingin menikah dengan wanita non muslim, baru papa tidak setuju, komentar papanya sewaktu sang mama menanyakan perihal keinginan anaknya.    
                        
 
(Suasana hati Dhika yang sedang kebingungan mencari kekasih impiannya)

**


To be continued