"Salah Kaprah Jadi Amarah " Cerbung karya Arnita Adam

 

"Salah Kaprah Jadi Amarah"

Episode 3

“Mila kamu sangat beruntung bisa jadi menantunya bapak walikota, apa lagi anaknya ganteng banget ya!... kalau aku perhatikan sih mirip sama Dimas Seto, kalau kamu sudah di bawa ke Medan jangan lupakan kita-kita ya!” sela Siti memberi komentar kepada Mila, ternyata walaupun mereka tinggal di desa mereka kenal juga dengan Dimas Seto, yang mereka lihat lewat poster-poster yang di jual di pasar.
    “Iya, tentu saja aku takkan bisa melupakan kampung kita ini, Aek Batang Gadis (artinya sungai Batang Gadis) tempat kita selalu mandi dan mencuci bersama” timpal Mila tersenyum bahagia.
    “Tapi kamu disana nanti akan menjadi wanita modern, wanita yang cerdas, pintar dan tentunya kaya raya” jangan lupa kita diundang ke ibu kota yang termasuk kota besar di negri ini” sambung Asmi. Nurmila tersenyum lalu mengangguk.  Betapa bahagianya Nurmila membayangkan masa depannya
    “Eh, iya, kamu kan bakal di bawa ke kota, kamu harus menyesuaikan diri dengan orang-orang disana, penampilan kamu yang seperti ini tidak akan sesuai lagi, menurut bibi aku ni, yang tinggal disana, gadis disana itu berpenampilan modern, mereka memakai baju ketat dan celana jins, rambut mereka juga direbonding” timpal Siti kembali setelah mendengar Asmi mengatakan gadis modern.
    “Ha...! celana jins baru kali ini aku dengar jin pake celana” protes Mila yang terkejut mendengar ucapan sahabat akrabnya itu.
    “Iiiih...! kamu ini benar-benar wanita kuno, makanya kalau ada orang yang ke Medan kudu banyak bertanya, disana itu bagaimana?, jangan diam dirumah saja” timpal Siti dengan geramnya mengetahui Mila nggak ngerti fashion sedikit saja.
    “Iya, tapi celana jins itu apa?, dan rambut di rebonding itu bagaimana?” tanya Mila penasaran
    “Sebentar nona, saya tarik nafas dulu ya” sahut Siti bercanda.
Mereka duduk di tangga kayu, rumah tinggi yang terbuat dari kayu. Siti mejelaskan perkara celana jins dan rambut di rebonding itu dengan sejelasnya kepada sahabatnya itu, meskipun ia sendiri tidak pernah melihat dengan langsung rambut yang di sebut rebonding itu seperti apa, tapi dari cerita bibinya ia  mampu menjelaskan dengan tepat kepada Mila yang bakal segera diboyong ke ibukota. Ternyata Siti termasuk gadis yang cerdas meskipun mereka sama-sama tidak memiliki pendidikan.
    “Kalau begitu aku harus merubah penampilanku, biar nanti Bang Dhika terkejut memandang penampilan baruku” sambung Mila berapi-api
    “Dimana kita bisa merebondingkan rambutku, bukannya dikampung kita ini nggak ada tempat merebonding rambut” timpal Mila kembali yang tergesa-gesa ingin merebonding rambutnya yang panjang.
    “Nanti aja rebondingnya, kalau kamu sudah diboyong Bang Dhika ke Medan.  Di sana banyak salon-salon yang canggih” jawab Siti memberi solusi
    “Enggak, aku mau penampilanku sudah berubah saat Bang Dhika datang” jawab Mila berapi-api
    “Jadi tolong dong, sebutin dimana kita bisa merebondingkan rambutku ini?” sambung Mila memohon
    “Untuk rebonding itu, biayanya mahal lho, yang paling bagus itu bisa sampe 1 hingga 2 juta” sela Siti
    “Jangan kan 1,2 juta!, 5 juta aja aku mau membayar, Bang Dhika meninggalkan uang untuk persiapan pernikahan sebanyak 150 juta” ucapnya meyakinkan.
    “Kalau kamu pingin di rebonding juga, tempatnya ada di ibu kota kabupaten” jawab Siti.
    “Kalau begitu temani aku besok ya kesana, sekalian kita membeli celaja jins dan baju-baju modern seperti yang kamu jelaskan, kalau perlu aku tidak keberatan membayarkan untukmu, jika kamu juga mau rebonding” jawab Mila begitu senangnya.
    “Kalau aku nggak usah direbonding, yang mau ke kota kan kamu, jadi mending uang mu kamu buat untuk keperluan lain” jawab Siti menolak kebaikan hati sahabatnya.
    Keesokan harinya mereka sudah bersiap-siap untuk ke kota kabupaten.  Semua rencana mereka berjalan dengan baik, kini penampilan Mila persis seperti gadis ibu kota, rambutnya yang panjang kini dipotong sebahu dan diberi poni di depan lalu direbonding.   Penampilannya berubah total bagaikan artis Korea yang lagi ngetrend.
                         **

 

 Penulis : Arnita Adam