"Sejuta Impian Lara Dalam Sunyi" Naskah Skenario karya Arisah Nasution
Langit dikelilingi senja yang selalu memikatnya, bahkan sejak ia masih kecil. Bintang berkilauan di matanya tampak seumpama mata ribuan malaikat yang mengintip mata penduduk bumi. Mentari pagi terasa begitu hangat menciptakan kedamaian di dalam hati. Ia tidak bisa melewatkan pesona yang maha indah begitu saja.
Part 1
Berawal dari kisah Aldi sang anak miskin yang punya sejuta impian. Aldi adalah seorang anak yang jujur dan rajin. Dia sekarang menempuh pembelajaran di SMA di daerahnya. Walau pun begitu dia selalu membantu pekerjaan kedua orang tuanya di kebun setelah pulang sekolah. Suatu hari karena sedang musim hujan dia terhalang pulang cepat dari sekolahnya, karena hujan yang sangat deras, akhirnya dia menunggu hujan reda bersama teman-temannya (Tito, Siska dan Andre). Setelah asik ngobrol panjang lebar Siska mulai bertanya tentang cita-cita teman-temannya.
Siska : Hei, kalian setelah lulus cita-citanya pengen jadi apa?
Tito : Aku sih pengennya kuliah terus jadi pengusaha muda.
Aldi ; wahhh! Cita-cita yang bagus, semoga tercapai ya.
Siska : Kalo kamu Ndre?
Andre : Kalau aku sih mau daftar jadi TNI AU.
(Sontak teman-temannya tertawa karena Andre anak yang pendek).
Siska : kalo kamu Al, gmna?
Tito : Pastinya Al, bakal nikah di usia muda (sambil tertawa)
Andre : Nikah di usia muda, sama tante pirang. Jangan ya dek ya! (mengejek Al)
Siska : Huss, gak boleh ngomong gitu ihh! Maafin mereka ya Al, terus Al cita-citanya jadi apa?
Aldi : Kalo aku ingin jadi dokter biar bisa membantu masyarakat dan memberangkatkan kedua orang tua ku Umrah.
Siska : wahhh, cita-cita kamu mulia bangat Al, kalo aku mah maunya jadi perawat, lanjutnya…
Tito dan Andre : Minta maaf ya Al
Aldi : Iya gapapa, intinya kita semua bisa bekerja dan melayani masyarakat dengan baik.
(Mereka pun asik ngobrol sampai hujan reda dan mereka pulang ke rumah masing-masing).
Part 2
Sesampainya di rumah Aldi pun langsung mandi dan ganti baju. Sambil menunggu orang tuanya pulang dari kebun, ia pun ke dapur menggoreng pisang yang kemarin mereka bawa dari kebunnya. Setelah sholat ashar orang tuanya pun pulang sementara Aldi menyambut keduanya.
Ayah : Assalamu’alaikum Al.
Aldi : Wa’alaikumsalam (Sambil mencium tangan ayah dan ibunya)
Ayah : Kok enggak nyusul ke kebun tadi Al?
Aldi : Iya yah, Aldi tadi kejebak hujan di sekolah, jadinya pulang lama.
Ibu : Oh. Ya udah besok-besok bawa payung aja kalo ke sekolah kan sekarang masih musim hujan.
Aldi : iya bu.
(sementara itu ibunya melihat pisang goreng sudah siap di meja makan)
Ibu : Wah! Al ini kamu yang goreng nak?
Aldi : Iya bu, tadi iseng bikin goreng pisang buat ayah dan ibu habis dari kebon, apalagi cuaca dingin gini jadi enak makan pisang goreng hehe…
Ibu : wahh, anak ibu perhatian banget! Muuuach (ibunya mencium kening Aldi tanda sayangnya kepada anaknya)
Ibu dan ayah Aldi pun bergegas untuk mandi dan ganti pakaian mereka. kemudian menyantap pisang goreng buatan Aldi disertai teh anget. Waktu pun berlalu menjelang maghrib. Ayah aldi mengajak anaknya untuk sholat berjamaah di masjid dan Aldi pun ikut.
Ayah : Al ayo! Kita berangkat naik motor aja.
Aldi : iya yah. (Aldi naik di belakang mereka pun berangkat)
Sampai di masjid mereka menunaikan sholat Maghrib. Tidak lupa setiap selesai sholat Aldi selalu mendoakan kedua orang tuanya dan berharap cita-citanya terkabul serta memberikan kado terbaik dalam hidupnya yakni memberangkatkan kedua orang tuanya ke tanah suci.
Part 3
Di keheningan malam, mataku kantuk, gigitan nyamuk dan pikiran yang berkecamuk semuanya bercampur aduk, mondar-mandir kesana kemari. Memikirkan keadaan kedepannya seperti apa. Bertemu seekor kelinci yang sangat indah, membuat bola mataku tak terpejam ingin sekali aku memilikinya. Warna bulunya yang putih berseri indah di pandang. Pemuda mengikuti ke mana si kelinci akan pergi. Kemudian si kelinci pun sembunyi di balik jerami karena takut melihat pemuda tampan gagah perkasa. Seketika muncullah seorang gadis yang amat cantik parasnya di balik jerami tersebut. Sontak si pemuda mengejarnya namun si putri cantik itu, merasa takut dan berlari ke arah hutan lebat. Sehingga pemuda terjatuh ke dalam jurang. Iya pun terluka dan tidak bisa menemukan putri cantik tersebut. Namun ia hanya mengingat bahwa putri tersebut memakai kalung yang berinisial "L". Seketika Aldi berbalik dari tempat tidurnya dan terjatuh ke lantai.
Aldi : Aduh ternyata aku hanya mimpi! (sambil tersenyum).
Sang mentari terlelap, fajar pun tiba waktunya Aldi berangkat sekolah seperti biasanya, tengah perjalanan ia pun bertemu dengan ketiga temannya dan berjalan bersama untuk ke sekolah. Di lain keadaan pak Irwan sedang mengendarai mobil ke sekolah yang dituju, sekalian berangkat ke kantor di tengah perjalanan ia pun asik ngobrol dengan Lisa.
Pak Irwan : Sa, gima kamu udah siap dengan sekolah baru mu?
Lisa : ya, iya pah, tapi aku sedikit gerogi Pah.
Pak Irwan : Kenapa nak? Ini kan hari pertama kamu masuk di dekolah baru mu, jadi kamu harus lebih bersemangat untuk mengenal dan beradaptasi di sekolah bersama teman baru mu nanti. Harus semangat ya, gak boleh gugup Papa percaya kamu pasti bisa. Okay!
Lisa : iya Pah. (menganggukkan kepala)
Sementara itu pak Irwan tetap fokus meyetir mobil, tiba-tiba handphonenya bErdering ada panggilan masuk. Segera mungkin ia mengambil handphonenya dari saku celana, tanpa melihat ke arah depan dengan melajunya mobil yang dikendarai. Tiba-tiba…..
Lisa : Pah…. Awaasss!
Tatkala Aldi bersama teman-temannya berjalan ke sekolah, Aldi pada saat itu menjelaskan pelajaran minggu lagu kepada temannya sambil menyeberangi jalan. Tiba-tiba teman-temannya meneriakinya
Tito : Aldiii awaassssss!! (Secara bersama-sama)
Aldi : tidak…..
Puuukkkkk… terdengar suara tabrakan. Aldi merasa pusing sejenak kemudian tidak sadarkan diri sambil mendengar suara sayu-sayu dari temannya memanggil namanya.
Siska : Al bangun Al…
Andre : Aldi bangun dong jangan pura-pura segala ihh!
Tito : Al sadar…..
Siska : Bagaimana ini? cepat cari bantuan!
Andre & Tito : iya (teriak minta tolong)
Dengan sigap pak Irwan turun dari mobil dan segera mungkin mengangkat Aldi ke dalam mobil dibantu teman-temannya untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
Pak Irwan : Tolong bantuk nak! Tolong bantu bapak mengangkatnya ke dalam mobil.
Tito & Andre : Baik pak (Mereka pun mengangkat bersama-sama)
Part 4
Setelah sampai di rumah sakit kondisi Aldi ternyata cukup mengkhawatirkan sehingga terdapat benturan keras di bagian kepalanya, dan mengalami pecahnya pembuluh darah di otak. Karena pak Irwan tidak melihat Aldi yang mau menyeberang, sehingga langsung menghantam tubuh Aldi dengan kecepatan berkenderaan diatas rata-rata.
Dokter : Permisi pak, siapa diantara kalian keluarga terdekat pasien. (Langsung pak Irwan mengacungkan tangannya)
Pak Irwan : Saya Dok. Jadi bagaimana keadaan pasien tersebut dok?
Dokter : Keadaan anak bapak cukup mengkhawatirkan karena terdapat luka benturan keras di kepalanya, dan pecahnya pembuluh darah di bagian otaknya. Sehingga saat ini ia belum sadarkan diri. Besar kemungkinan anak anda tidak dapat terselamatkan.
Pak Irwan : Dok, tolong lakukan tindakan yang terbaik untuk pasien. Berapa pun biayanya akan saya tanggung semuanya.
Dokter : Iya pak, kami akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan nyawa anak bapak.
Pak Irwan : Tolong ya Dok (memohon kepada dokter)
Dokter : Kalo begitu saya permisi dulu.
Pak Irwan : Terima kasih banyak Dok.
Part 5
Beberapa jam kemudian orang tua Aldi pun juga datang ke rumah sakit setelah di hubungi oleh teman-temannya Aldi mereka langsung buru-buru melihat anak mereka di rumah sakit.
Ayah Aldi : Dimana anak saya? (Seketika semuanya terdiam)
Ibu Aldi : Siska dimana Aldi nak, bagaimana kondisinya? (Sambil memegang tangan Siska)
Siska : Hmmm... (Dengan tatapan sedih)
Ayah Aldi : Kenapa kalian semua pada diam, saya tanya dimana anak saya?
Tito & Andre : Aldi masih di ruangan ICU pak.
Ayah Aldi : Bagaimana ini semua bisa terjadi ya Allah? Kenapaaa.....
Andre : Panik gak?.. Panik gak? Paniklah, masa enggak.
Siska : issh kamu nih, jangan becanda mulu Ndre.
Tito : Bisa- bisanya kamu becanda dalam keadaan genting seperti ini.
Andre : Maaf toh. (menunduk)
Ayah Aldi : Sudah cukup...! Bagaimana kondisi anak saya sekarang?
Pak irwan: Maafkan saya pak, saya khilaf dalam berkendaraan sehingga tidak melihat nak Aldi.
Ayah Aldi : Apa, Jadi ini semua terjadi karena ulah kamu? Kurang ajar! (Mendorong pak Irwan ke tembok)
Pak Irwan : Maafkan saya pak, saya tidak sengaja, saya khilaf pak. (Memohon kepada Ayah Aldi)
Ayah Aldi : Minta maaf, apa dengan minta maaf saja keadaan bisa kembali seperti semula. Haaaa.... Anda pikir anda siapa?
Lisa : Maafkan papa saya om, beliau tidak sengaja menabrak anak om. (Memohon maaf kepada orang tua Aldi)
Ayah Aldi : Tidak.... Saya tidak akan pernah memaafkan kalian sebelum anak saya sadar. (Memukul tembok)
Ibu Aldi : Sudah Yah sudah, kita harus sabar menghadapi semua ini.
Ayah Aldi : Bagaimana ayah bisa sabar buk, sementara anak kita merasa kesakitan di dalam sana.
Ibu Aldi : Iya Yah, kita semua tidak menginginkan semua hal ini terjadi, itu semua sudah di takdirkan oleh Allah.
Siska : Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya buk.
Ibu Aldi : Iya nak, kalian hati- hati ya. Terima kasih banyak.
Tito : Iya sama- sama buk, kalo ada apa-apa kabari ya bu…
Andre : Permisi… Assalamualaikum.
Ibu Aldi : Iya nak, wa’alaikum salam.
Lisa : Kalau begitu kami juga permisi pulang dulu ya Tante.
Ibu Aldi : Iya nak.
Part 6
Setelah beberapa hari, Aldi pun sadarkan diri dan mendapati dirinya terbaring di atas matras dengan mencium bau obat- obatan. Ia pun melihat kedua orang tuanya sedang duduk di samping tempat tidur dengan wajah cemas.
Aldi : Bu, Aldi dimana ini bu?
Ibu: Alhamdulillah nak, akhirnya kamu sadar juga. Kamu sekarang ada di rumah sakit.
Aldi : Aldi kenapa bu, apa yang terjadi?
Ibu Aldi : Kemarin kamu mengalami kecelakaan nak. Makanya sekarang kamu ada di rumah sakit. Mana yang sakit sayang?
Aldi : Aldi gapapa kok bu, cuma sedikit pusing aja. Oh iya bu…! Ayah kemana?
Ibu Aldi : Ayah tadi pulang dulu ke rumah jemput baju Aldi. Udah ya nak, kamu istirahat dulu jangan terlalu banyak pikiran dulu.
Aldi : Aldi minta maaf ya Bu, sudah banyak merepotkan ibu sama ayah dan Aldi minta maaf belum bisa membahagiakan orang tua yang paling Aldi sayang. Tolong sampaikan permintaan maaf Aldi ke Ayah ya buk, dan Aldi mengucapkan terima kasih banyak. Aldi sayang banget sama Ayah dan ibu.
Ibu Aldi : Iya nak, jangan minta maaf lagi yah. Justru ibu sama Ayah yang sangat bangga memiliki putra yang baik hati seperti Aldi. Ibu sama ayah juga sayang banget sama Aldi.
(Beberapa menit kemudian datanglah pak Irwan dengan putrinya Lisa).
Pak Irwan : Assalamu’alaikum (mengetuk pintu)
Ibu Aldi : Wa’laikumsalam
Aldi : Siapa bu?
Pak irwan : Assalamu’alaikum Aldi. Saya pak Irwan dan ini putri saya Lisa.
Aldi : Wa’laikumsalam pak. Ada tujuan apa bapak kesini?
Pak irwan: Aldi maafkan kekhilafan om ya, om sama sekali tidak sengaja menabrak kamu. Untuk biaya rumah sakit, semuanya om yang tanggung.
Lisa : Maafkan Papa aku ya, beliau gak sengaja nabrak kamu. (memohon)
Aldi : iya gakpapa aku sudah memaafkan Om sama anak om.
Pak Irwan : Terima kasih ya nak Aldi.
Aldi : Iya sama-sama pak (tersenyum)
(Tiba-tiba ayah Aldi pun datang dan melabrak pak Irwa)..
Ayah Aldi : Ngapain lagi anda datang kesini? Belum cukup atas apa yang telah keluarga anda perbuat kepada keluarga kami. Apa belum cukup haa…..?
Pak Irwan : Saya minta maaf pak. Saya memang salah sekali lagi saya minta maaf.
Ayah Aldi : Saya udah cukup sabar menghadapi sikap anda terutama Ayah anda yang sudah membunuh ayah saya dan merenggut semua harta warisan serta meninggalkan Bunda saya begitu saja. Memang anda kurang ajar dan gak seharusnya anda menampakkan muka anda lagi di depan saya. Saya minta anda sekarang pergi dari sini. Pergiiiii.......!
Tak lama kemudian Aldi merasakan sakit kembali di bagian kepalanya. Karena mendengar keributan yang terjadi. Segera ibu Aldi memanggil Dokter.
Ibu Aldi : Dokter, dokter, tolong dok.... Tolong anak saya dok!
Dokter : Iya buk, Tolong ibu dan keluarga harap tunggu diluar dulu. (Keluarga Aldi pun keluar dari ruangan rawat dan menunggu diluar).
Namun Allah berkehendak lain, saat Aldi diperiksa oleh dokter. Aldi sudah tidak dapat diselamatkan. Dokter pun keluar dan memberi tahu keluarganya Aldi.
Ayah Aldi : Dokter, gimana anak saya dok?
Dokter : Maafkan kami pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Allah berkehendak lain. Anak bapak tidak terselamatkan.
Ibu Aldi : Tidak..... Ini tidak mungkin terjadi. (Menangis)
Singkat cerita saat orang tua Aldi memeriksa buku hariannya. Ibu Aldi Sontak kaget membaca buku harian tersebut. Ternyata selama ini Aldi menderita penyakit yang sangat kronis. Iya menanggungnya sendiri tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Dalam lembar kertas terakhir terakhir terdapat 2 tiket umrah untuk orang tuanya dari hasil tabungannya selama ini, dan akhirnya kedua orang tuanya pun berangkat umrah tahun itu juga.
Penulis : Arisah Nasution, Mahasiswa PBSI Universitas Rokania
Posting Komentar untuk ""Sejuta Impian Lara Dalam Sunyi" Naskah Skenario karya Arisah Nasution"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.