Si Bungsu dan Si Sulung (Naskah Skenario Pendek, karya Ulfa Setianingsih)
Si Bungsu dan Si Sulung
Di sebuah desa hiduplah dua bersudara yaitu si bungsu dan si sulung yang sudah berkeluarga, si sulung ialah saudagar kaya raya di desa tersebut. Sedangkan si bungsu sangat lah miskin, suatu hari keluarga si bungsu kelaparan dan tidak mempunyai apa-apa. Ia memutuskan pergi meminta bantuan kepada si sulung.
Bungsu : (berjalan menghampiri kakaknya dan berfikir apakah kakanya rela membantunya sesampainya di rumah kakanya) kak tolong pinjami aku uang
Sulung : (dengan mimik muka marah) kauu datang hanya meminta uang, aku tidak sudi meminjamkan mu uang pergi sanna.
Bungsu : (dengan kecewanya pergi dari rumah dan bersedih) aku harus bgaimana dan aku harus kerja apa?
Ditengah perjalanan ada seorang nenek yang bersusah payah membawa kayu bakar bungsu melihtnya kasian dan menghampirinya untuk membantu.
Bungsu : ee nekk tunggu pasti ini sangat berat biarkan aku membantumu
Nenek: terimakasi banyak tetpii kenapa kamu nak ko terlihat cemas
Bungsu : aku tidak tau harus apa anak dan istriku sudah kelaparn di rumah dan aku tidak bisa membelikan makanan untuknya. Aku putus asa dan aku harus bagaimana
Nenek : aku bisa menolong muu jika engkau mau membawakan kayu bakarku ke rumah. Aku akan memberikanmu sesuatu
Bungsu : baik lah ( sambil mengangkat kayu di pundaknya)
Nenek : terimakasih nak. Kamu bisa truh kayunya disitu. (masuk rumah dan mengambil sesuatu yang telah di janjikan sebelumnya)
Nenek memberikan rahasia untuk menjadi kaya dengan cara menukarkan kue dengan barang yang berada di tangan kurcaci yang berada di dalam gua di sebalik bukit di dekat pohon apel.
Nenek : ambi roti ini dan bawa kehutan dan kau akan menemukan empat pohon apel di sebalik pohon itu ada bukit berjlanlah terus hingga menemukan gua di gua tersebut di huni dua kurcaci tukarlah kue ini dengan barang
Bungsu : terimakasih nek ( lalu mengerjakan sesuai arahan nenek sesampainya di gua ia pun bingung dan gugup)
Kurcaci 1: ( marah meneriaki bungsu) hehhhh siapa kamu?
Kurcaci 2: pasti engkau pencuri
Bungsu : aku bukan pencuri aku membawakan kue untukmu
Kedua kurcaci itu pun senang dan melupakan emosinya
Kurcaci 1: uuu kue manis kami menginginkan kue manis itu. Kamu boleh ambil apa saja yang ada di sini sebagai gantinya ( menawarkan emas permata, lesung padi, dan lain-lainnya)
Bungsu : (mengambil lesung padi ) aku memilih lesung padi saja.
Kurcaci 1: jika engkau memilih lesung padi saat kau menumbuk semuaa keinginanmu akan terwujud ingat juka ingin memberhentiknnya tutuplah dengan kain hitam.
Bungsu : ( faham demgan intruksi kurcaci sambil mengaggukan kepalanya) terima kasih aku pamit pulang anak dan istriku sudah kelaparan di rumah
Sesampainya dirumah ia pun menyuruh istrinya membentangkan kain di atas lantai. Mulai menumbuk meminta nasi dan lauk pauk kepada lesung.
Bungsu: ( mulai menumbuk meminta sesuatu) aku mau nasi dan lauk apauk.
Istri : (kaget dengan apa yang terjadi) kok bisa begini ajaib sekali lesung ini.
Selesailah pemintaan pertamanya lalu menutupnya dengan kain hitam untu seger memakan nasi dan lauk pauk yang telah tersedia di hadapanya. Setiap harinya bungsu meminta kepada lesung berupa beras, tepung, jagung, dan lain-lain. Dan dijualnya di pasar satu bulan kemudian si bungsu menjadi kaya raya dam membangun rumah bak istana. Si sulung tak sengaja melihat si bungsu sudah menjadi kaya raya
Sulung : bagaimana caranya dia bisa menjadi seperti ini satu bulan yang lalu ia mengemis kepada ku. Aku ingin tau apa rahasianya. (mengendap-edap masuk rumah si bungsu dan melihat nya sedang meminta sesuatu lalu pergi untuk mengatur srategi menggambil lesung si sulung.)
Esokan paginya si sulung mencuri lesung si bungsu dan kabur membawa anak dan istrinya untuk pergi jauh ke negri sebrang menggunaan sampan iya pun mulai meminta lesung untuk mengeluarkan beras. Dan lama kelaman beras itu menumpuk di atas sampan dan tengelamlah si sulung sekeluarga sedangan si bungsu hidup bahagia dengan.
Penulis : Ulfa Setianingsih
Mahasiswa PBSI Universitas Rokania
Alur pada cerita ini menggunakan alur maju dan terlalu monoton, sehingga mudah bagi pembaca untuk menebak ending dari cerita nya.
BalasHapusMenurut saya alurnya terlalu mudah ditebak, sehingga kurang memberikan kejutan bagi pembaca.
BalasHapusnaskah skenario ini alurnya sangat jelas dan mudah sekali menebak endingnya. untuk setting,tokoh dialog sudah sangat jelas semoga kedepannya penulis mampu membuat alur yang agak rumit dan memberikan plot twist di akhir cerita. tetap semangat 🤍💪🏼
BalasHapusCerita tersebut mengandung nilai-nilai moral. Ada kebaikan ada keserakahan. Dan alur nya maju sehingga bagi seorang pembaca mudah menebak ending yang akan terjadi.
BalasHapusNaskah skenario ini memiliki potensi kuat sebagai cerita rakyat atau dongeng modern dengan pesan moral yang relevan, namun perlu sedikit pemolesan agar lebih hidup dan emosional.
BalasHapusNaskah ini kayak cerita Film di Indosiar dan cerita nya, tapi nilai moral dalam cerita nya sangat bagus.
BalasHapusLita Syahrini
BalasHapusKonflik ini menarik karena menyentuh isu-isu universal tentang keserakahan, hubungan keluarga, dan tanggung jawab sosial.
BalasHapus