Kotak Suara: Harapan 74 Ribu Warga Miskin di Rokan Hulu
Di setiap sudut Rokan Hulu, di bawah rindangnya pohon kelapa dan sawit, ada wajah-wajah penuh harapan yang tersembunyi. Wajah-wajah yang tak pernah lepas dari keterbatasan, namun tetap memendam impian yang tak pernah padam. 74 ribu jiwa yang hidup dalam bayang-bayang kemiskinan menatap Pilkada ini dengan mata yang penuh pertanyaan: Apakah kali ini harapan mereka akan didengar?
Di luar sana, kotak suara berdiri tegak, menunggu tangan mereka untuk mengisinya dengan pilihan. Tapi bagi mereka, kotak suara lebih dari sekadar tempat untuk memberikan suara. Itu adalah wadah bagi segala impian yang pernah mereka simpan dalam hati, mimpi tentang jalan yang mulus, sekolah yang terjangkau, dan kehidupan yang lebih layak.
Di balik papan kayu rumah yang reyot, di atas tanah yang jarang menerima hujan, mereka mengajukan satu permintaan sederhana: "Apakah ada pemimpin yang akan mengubah nasib kami?" Mereka tak pernah meminta banyak—hanya secuil perhatian, dan kesempatan untuk hidup lebih baik. Namun setiap kali Pilkada datang, harapan itu digantungkan pada kata-kata yang datang dengan janji-janji yang manis.
74 ribu suara itu terjaga dalam hening malam, menanti di balik pintu rumah yang sudah lama rapuh. Ketika mereka berdiri di depan kotak suara, apakah mereka memilih dengan keyakinan atau hanya dengan keraguan? Apakah suara mereka akan menciptakan perubahan, atau hanya menjadi angka dalam hitungan yang terus berlalu?
Namun, di dalam hati mereka yang penuh keraguan, ada secercah harapan yang tak terpadamkan. Harapan akan pemimpin yang datang dengan tindakan, bukan sekadar kata-kata. Mereka percaya bahwa suara mereka bisa menjadi awal dari perubahan—perubahan yang membawa keadilan, kesejahteraan, dan kesempatan bagi anak-anak mereka yang tumbuh di antara ketiadaan.
Kotak suara itu bukan hanya tempat suara disalurkan, tetapi juga tempat setiap janji yang terucapkan akan diuji. Bagi 74 ribu warga miskin di Rokan Hulu, itu adalah kesempatan terakhir untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya angka statistik, tetapi manusia dengan hak yang setara untuk hidup lebih baik.
Di balik kotak suara yang sederhana itu, terletak harapan yang besar. Harapan dari mereka yang tak pernah berhenti bermimpi, meski dunia sering kali tak adil. (Sarif Alamayah)
Posting Komentar untuk "Kotak Suara: Harapan 74 Ribu Warga Miskin di Rokan Hulu"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.