Asal Mula Nama Desa Langkitin dari Kata Langkitang
Desa Langkitin dari Kata Langkitang
Langkitang memiliki nama latin Melanoides tuberculata. Hewan ini merupakan sejenis keong air tawar, bentuknya seperti keong pada umumnya tetapi lebih kecil ukurannya dan ramping serta berwarna hitam.
Langkitang memiliki rasa daging gurih sangat enak bila dipadukan dengan kuah gulai pedas. Sebelum dimasak, bagian ekor langkitang dipotong terlebih dahulu agar ada lubang angin, serta paling ujung biasanya kalau dimakan akan seperti pasir kecil-kecil, karena disitu telurnya berkumpul, kemudian dibersihkan dan dimasak bersama bumbu gulai. Langkitang ini biasa berlimpah tiap suagai air tawar di sekitar Rokan Hulu, Riau.
Bahkan ada sebuah kampung yang konon asal katanya dari Langkitang dan diperhalus bahasanya menjadi Langkitin. Kampung Langkitin ini telah di tetapkan menjadi Desa melalui Perda Kabupaten Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pembetukan Desa Langkitin, Desa Rantau Binuang Sakti dan Desa Batu Langka Besar.
Langkitang ini baik untuk kesehatan jantung, begitu pun dagingnya bergizi, serta cangkangnya kaya akan kalsium. Terlepas dari benar atau tidaknya khasiat tersebut, kuliner ini tetap menjadi makanan favorite masyakat setempat. Konon katanya Langkitang ini sangat banyak di sepanjang sungai Langkitin.
Wawancara (4 Desember 2024) dengan ibu Halimah (63 Tahun) ‘Pada wal tahun tujuh puhan. Sungai disini dulu airnya jernih dan bersih, sejengkal dari bibir sungai, banyak sekali Langkitang hidup berkembang, sehingga ibu-ibu dengan mudahnya mengutip Langkitang untuk dijadikan makanan” ucapnya.
Selanjutnya wawancara dengan ibu Komsanah (80 Tahun) pada tanggal 5 Desember 2024 “Daerah ini dahulu masih sedikit penduduknya, rumah di sini sangat jarang dan berjauhan, kehidupan masyarakat sangat bergantung pada sumber daya alam di mana tanaman, tumbuhan serta binatang air tawar di sungai menjadi sumber makanan bagi masyarakat “ tuturnya.
Penulis: Arnita Adam (Jurnalis, Novelis dan Traveller)
Editor: Nuratika
Untuk gambar referensi, lebih baik poto natural tanpa mengambil foto di media sosial
BalasHapusTerima kasih sarannya. Setuju sekali. Makanya foto di artikel ini kami ambil sendiri untuk menjaga keaslian dan hak cipta
HapusTerima kasih kak, gambar yang ada dalam artikel ini original ya kak, tidak ada foto/gambar diambil dari media sosial lain, bisa dilihat dari tanda air camscanner pada bagian bawah foto lingkitang yang merupakan karya dari siswa SMP dan foto tugu diambil oleh penulis sendiri. Terima kasih dan mari bijak berkomentar ya kak
HapusTerima kasih
BalasHapus