Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Menggali Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Generasi Muda

Menggali Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Generasi Muda 

      Oleh Naila Gieska Awalia, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester Satu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 
 
      Kaplan & Haenlein (2010) meringkas konsep media sosial merujuk pada aplikasi berbasis internet yang mendukung pembuatan dan berbagi konten oleh pengguna, melibatkan tingkat pengungkapan diri tertentu, serta memungkinkan tingkat kehadiran sosial tertentu. Carr dan Hayes (2015) mendefinisikan media sosial sebagai platform berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara oportunistik dan selektif dalam menampilkan diri mereka kepada audiens yang luas atau terbatas, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta memberikan nilai melalui konten yang dihasilkan pengguna dan persepsi yang terbentuk dari interaksi dengan orang lain (Beemt, Thurlings, & Willems, 2020, hlm. 35).
      Menurut Katherina (2017), Direktur Eksekutif dan Kepala Watch Business di Nielsen Indonesia, Generasi Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi. Tahun-tahun awal mereka sudah diperkenalkan dengan smartphone, laptop, dan komputer desktop, serta TV untuk menyambut revolusi digital. Pengenalan media sosial telah membuat kesehatan mental generasi muda menjadi masalah yang signifikan, dengan perubahan perilaku yang memicu emosi dan stres, yang menyebabkan peningkatan suasana hati yang memburuk.
       Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang intens berkaitan dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan pada remaja. Adanya situasi tersebut timbul akibat dari berbagai faktor, di antaranya adalah perbandingan sosial dan cyberbullying.
       Menurut survei yang dilakukan oleh Anderson dan Jiang (2018), ditemukan bahwa satu dari enam remaja telah mengalami setidaknya satu dari enam bentuk perilaku penganiayaan online seperti panggilan nama, penyebaran rumor yang tidak benar, penerimaan gambar yang tidak diminta, dan mendapatkan berbagai bentuk ancaman. Namun, yang memperburuk situasi tersebut adalah ketika para remaja menganggap bahwa kejadian-kejadian negatif yang terjadi di media sosial adalah sesuatu yang umum dan dianggap sebagai risiko yang melekat saat berinteraksi di media sosial. Apabila masalah tersebut terus diabaikan dan dianggap sebagai kebenaran, maka persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penggunaan media sosial tersebut dapat timbul dengan sangat mudah.
        Berdasarkan data We Are Social tahun 2024, tercatat bahwa pengguna TikTok di Indonesia mencapai 73,5% dari keseluruhan pengguna media sosial. Namun, dampaknya tidak selalu menguntungkan. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiana dan Maryana pada tahun 2024 mengungkapkan adanya hubungan antara lamanya penggunaan TikTok dengan kondisi kesehatan mental, terutama dalam hal tingkat stres dan gangguan kecemasan. Sekitar 60-70% dari remaja yang sering menggunakan TikTok tercatat mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi.
       Penggunaan TikTok secara berlebihan menyebabkan remaja terpapar konten yang dapat menimbulkan stres. Banyak remaja mengalami kecemasan dan stres karena pemikiran negatif seperti merasa lebih rendah dari orang lain, merasa tidak aman, atau kehilangan rasa percaya diri.
Media sosial jelas memainkan peran penting dalam kehidupan generasi muda saat ini. Menggunakan media sosial dengan baik dan bijak adalah hal penting agar dampaknya tetap positif. Beberapa cara untuk menggunakan media sosial dengan baik dan bijak adalah membatasi waktu, menyadari bahwa apa yang ditampilkan hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang, dan berkonsentrasi pada hal-hal yang membuat diri kita bahagia.
      Selain pembatasan waktu penggunaan media sosial, dukungan sosial dan lingkungan sekitar merupakan aspek penting dalam upaya mencegah terjadinya dampak negatif akibat penggunaan media sosial. Dengan memperluas jejaring dukungan di luar platform media sosial, seperti melalui pergaulan dengan teman dan anggota keluarga, dapat memberikan kestabilan emosional yang penting. Hal ini berpotensi untuk meningkatkan rasa keterhubungan secara nyata, bukan hanya dalam ruang virtual.
Namun, generasi muda sering menggunakan media sosial secara berlebihan. Faktor yang mungkin meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental di kalangan generasi muda adalah penggunaan yang berlebihan. Pola penggunaan yang tidak seimbang, terutama dalam hal durasi dan intensitas, dapat menyebabkan perilaku yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan mental mereka.
        Kesehatan mental juga memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang karena jika seseorang sehat, maka dapat beraktivitas dengan normal. Pada dasarnya, kesehatan mental membantu seseorang untuk berkembang lebih baik di masa depan. Penggunaan media sosial memberikan beragam dampak negatif bagi kesehatan generasi muda. Perbandingan sosial, cyberbullying, penggunaan berlebihan, dan tekanan untuk tampil sempurna merupakan faktor-faktor utama yang dapat merusak kesejahteraan mental individu tersebut. Oleh karena itu, pendidikan dan pengaturan penggunaan media sosial menempati posisi yang penting dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.

Dampak Negatif Media Sosial Pada Kehidupan Sehari-Hari Remaja Dan Anak-Anak
         Perbandingan sosial, sering kali di media sosial, kita disajikan dengan gambaran kehidupan ideal dan sempurna, yang dapat memunculkan perbandingan sosial di antara para pengguna. Generasi muda sering merasa kurang percaya diri ketika sedang berusaha membangun identitas pribadi mereka, karena mereka sering membandingkan diri dengan orang lain. Ini berdampak pada pandangan diri serta rasa percaya diri mereka. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tiggemann dan Slater (2013), ditemukan bahwa melihat gambar-gambar ideal di media sosial dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap penampilan fisik pada remaja.
       Cyberbullying dan Kekerasan Verbal, media sosial dapat menjadi tempat terjadinya berbagai bentuk penindasan, seperti komentar negatif, ejekan, dan bahkan ancaman. Cyberbullying memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan mental remaja, yang dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri.
      Memicu Kejahatan, media sosial dapat berfungsi sebagai tempat bagi pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan kriminal. Pengguna media sosial, tidak selalu mampu mengidentifikasi individu yang mereka kenal melalui media sosial, dengan menggunakan identitas asli atau palsu. Paparan Konten Negatif atau Berisiko, remaja memiliki akses yang sangat mudah untuk konten yang tidak pantas, termasuk konten yang mendukung kekerasan, pornografi, penyalahgunaan obat-obatan, dan lain-lain. Paparan ini dapat mempengaruhi perilaku mereka atau memperburuk kondisi psikologis tertentu.
        Interaksi Sosial Dan Komunikasi Yang Buruk, semakin seorang anak bergantung pada media sosial, mereka akan semakin egois. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain juga bisa hilang karena anak-anak dan remaja tidak memiliki kontak dengan masyarakat sekitar. Berdampak pada Kualitas Tidur, banyak remaja yang menggunakan media sosial hingga larut malam, sehingga mengganggu pola tidurnya. Kekurangan tidur dapat berdampak pada suasana hati, fungsi berfikir, serta meningkatkan risiko terjadinya depresi dan kecemasan.
      Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan remaja, namun perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Dampak media sosial terhadap kesehatan mental akan sangat bergantung pada cara generasi muda menggunakan atau memanfaatkan media sosial tersebut. Masalah ini seharusnya disosialisasikan kepada seluruh orang tua agar mereka dapat mengedukasi dan mengawasi anaknya dengan baik dan benar. Tontonan atau apa saja yang mereka akses melalui jaringan internet seharusnya dapat diawasi dengan lebih baik, agar mereka tidak mencontoh hal-hal yang tidak benar dan orang tua harus mengedukasi tentang batas waktu penggunaan media sosial.
      Jika kita menggunakan media sosial untuk menambah relasi pertemanan, mengekspresikan diri, dan mengakses informasi bermanfaat, media sosial dapat menjadi sarana yang memperkaya kehidupan dan membantu perkembangan kesehatan mental remaja. Namun, jika penggunaan media sosial tidak dibatasi dan tanpa panduan yang jelas, hal ini dapat menimbulkan ketakutan dan mendorong perilaku konsumtif yang merugikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki kesadaran terhadap dampak media sosial dan memberikan dukungan kepada generasi muda dalam menggunakan platform tersebut dengan bijaksana. Edukasi mengenai kesehatan mental dan batasan waktu penggunaan layar yang sehat merupakan tindakan kecil yang mampu memberikan dampak yang signifikan. Apabila dimanfaatkan dengan bijak, media sosial dapat berperan sebagai alat yang bermanfaat, bukan menjadi ancaman terhadap kesejahteraan individu.

Editor : Nuratika 



Posting Komentar untuk "Menggali Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Generasi Muda"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.