Transformasi Pemasaran Konvensional Menjadi Digital Akibat Peluang Teknologi

Saat ini pemasaran telah mengalami transformasi dari konvensional menjadi digital. Pada dasarnya tujuan pemasaran konvensional maupun digital sama, yaitu untuk mendukung kegiatan perusahaan. Terjadinya peralihan ini secara tidak langsung juga karena teknologi yang semakin berkembang.

Globalisasi mendorong pada hampir semua aspek kehidupan, salah satunya pemasaran. Teknologi telah mengubah tingkah laku seseorang dalam beraktivitas, sehingga peralihan pemasaran menjadi digital diperlukan. Pemasaran konvensional maupun digital memiliki perbedaan dalam media yang digunakan, jangkauan pasar, hingga biaya yang dikeluarkan.

Pada pemasaran konvensional media yang digunakan umumnya berupa billboard, iklan TV, hingga media cetak, sedangkan pada pemasaran digital berupa media sosial, website, serta email marketing. Jangkauan pasar pada pemasaran konvensional bersifat terbatas contohnya hanya di lokasi tertentu, sementara pada pemasaran digital jangkauannya lebih luas serta tersegmentasi.

Biaya yang dikeluarkan pun berbeda, pada pemasaran konvensional biaya yang dikeluarkan di awal cukup tinggi misalnya billboard atau iklan TV, berbeda dengan pemasaran digital yang cenderung fleksibel karena target audiens dapat disesuaikan.

Meningkatnya penggunaan gawai di tengah masyarakat membuat pemasaran digital dinilai efektif. Saat ini hampir semua orang menggunakan gawai di segala aktivitasnya, algoritma media sosial juga membantu perusahaan untuk menemukan audiens yang tepat bagi produk mereka.

Audiens yang tepat memberikan peluang yang besar untuk membeli sebuah produk, sehingga perusahaan dapat memperoleh profit lebih cepat dan efektif. Sehingga efisiensi biaya berhasil dilakukan dalam tahap ini. Selain tepat pada sasaran, adanya teknologi dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan data konsumen.

Dengan data konsumen, perusahaan dapat memprediksi permintaan pasar, pendapatan, dan tren iklan yang perlu ditampilkan untuk meningkatkan pemasaran. Besarnya biaya operasional pemasaran dalam bidang IT juga menjadi hambatan bagi sebuah perusahaan.

Hambatan ini dapat dikendalikan oleh teknologi cloud, karena besarnya biaya yang dikeluarkan dari penggunaan teknologi cloud disesuaikan dengan yang digunakan perusahaan. Seperti yang dialami oleh usaha roti dan kue rumahan Indi Bakery. Indi Bakery merupakan industri rumahan yang memproduksi aneka jenis roti yang telah berdiri sejak 2023.

Pada awalnya mereka hanya melakukan pemasaran di lingkungan sekitar dan melalui rekomendasi dari mulut ke mulut. Penjualan yang dihasilkan pun stagnan karena terbatasnya informasi serta lingkungan yang kurang strategis. Kemudian mereka mencoba untuk membuat akun Instagram serta aktif promosi di status WhatsApp.

Dalam beberapa bulan, usaha mereka mulai dikenal lebih luas. Kini sebagian besar penjualan mereka berasal dari konsumen yang sebelumnya belum pernah membeli produk mereka, banyak mahasiswa yang mulai berlangganan hingga menerima pesanan untuk acara tertentu. Tidak dapat dipungkiri efek yang diciptakan media sosial memberikan tren positif pada suatu bisnis.

Dengan adanya media sosial pun mereka mencoba menciptakan pendekatan kepada para pelanggan yang memberikan peluang untuk menjadi langganan di masa depan. Meskipun pada awalnya mereka merasa kesulitan dalam beradaptasi dengan teknologi, misalnya konsisten dalam membuat dan menggunggah konten, namun pada akhirnya teknologi membantu memperluas pemasaran yang dapat meningkatkan omzet penjualan.

Dengan beradaptasi dengan teknologi, pemasaran akan menjangkau konsumen yang lebih luas, hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, target pasar yang efektif, serta efisiensi biaya.

Oleh : Eksa Valentine Estrella