Mudik Itu Bukan Cuma Perjalanan, Tapi Ujian Kesabaran Level Dewa

"Mudik: Ketika Jalan Tol Berubah Jadi Zona Meditasi Nasional"

Oleh: Orang yang Sudah Lupa Rasanya Jalanan Lancar

Wah, teman-teman lebaran tahun ini semangat mudik? hati-hati di perjalanan yah! kalau sedang macet, yuk baca artikel ini, semoga dapat inspirasi dari kemacetan itu.

Setiap tahun, kita semua—dengan penuh semangat dan keyakinan—memutuskan untuk mudik. Katanya sih demi silaturahmi, tapi ada yang lebih jujur bilang, "Saya kangen opor buatan emak."

Tapi mari kita akui satu hal penting: mudik itu bukan cuma perjalanan, tapi ujian kesabaran level dewa.

Begitu masuk tol, semua jadi berubah. Waze bilang “1 jam lagi sampai,” tapi itu kayak kalimat PHP—Pemberi Harapan Palsu. Kenyataannya? Tiga jam kemudian, kamu masih di tempat yang sama, cuma beda posisi mobil: dari jalur tengah pindah ke bahu jalan karena pengen nyoba sensasi baru.

Rest area? Jangan ditanya. Itu bukan tempat istirahat lagi, tapi sudah bisa dibilang sebagai pusat peradaban. Orang duduk di tikar, bikin mi instan portable, ngopi, bahkan ada yang main kartu. Kalau ada bioskop mini di situ, saya nggak heran.

Yang bikin makin seru, di tengah kemacetan, muncul momen refleksi. Tiba-tiba kamu jadi bijak: "Apa arti hidup ini?" atau “Kenapa aku nggak pulang pas H-10 aja?” Atau yang paling epik: “Aku bawa charger HP nggak sih?”

Tapi meski kaki pegal, mata berat, dan klakson mobil tetangga bikin telinga budeg, semangat untuk mudik tetap membara. Karena pada akhirnya, semua drama di jalan itu bakal dibayar lunas begitu lihat senyum orang tua di depan rumah—meskipun senyum itu disambut dengan kalimat, “Loh, kok kamu kurusan? Makan yang bener dong.”

Jadi, buat kamu yang lagi di tol sambil baca ini, kuatkan hatimu. Kamu tidak sendiri. Kita semua sedang ikut kompetisi "Siapa yang bisa sabar paling lama tanpa nabrak mobil depan."

Selamat mudik, selamat bertapa di jalan tol. Semoga mobil kuat, sinyal lancar, dan rest area nggak kehabisan bensin atau bakso.

---