TREN "MARRIAGE IS SCARY" DI KALANGAN GEN Z: APA YANG TERJADI?
TREN "MARRIAGE IS SCARY" DI KALANGAN GEN Z: APA YANG TERJADI?
Ermi Yuli
Belakangan ini, muncul tren baru di kalangan Gen Z yang dikenal dengan sebutan "Marriage is Scary". Frasa ini mencerminkan keresahan generasi muda terhadap pernikahan, yang kini dianggap bukan lagi sebagai tujuan utama hidup. Pada penilitian dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 44% Gen Z di Amerika Serikat menganggap pernikahan sebagai hal yang tidak penting dalam hidup mereka, di beberapa dekade menurun tingkat drastis pernikahan. Penyebab utama dari tindandakan "marriage-free" hal tersebut di karenakan mereka melihat bahwasanya pernikahan sebagai sumber masalah Tekanan emosi yang tidak stabil, tanggung jawab besar, trauma melihat orang tua bercerai dan banyak risiko finansial maupun resiko non finansial. Ketidakstabilan ekonomi menjadi salah satu faktor utama. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka untuk usia 20–24 tahun di Indonesia mencapai 17,66% pada 2022, menjadikan Gen Z lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan besar seperti menikah. Tak hanya itu, banyak dari mereka yang tumbuh dalam keluarga dengan pengalan perceraian atau konflik rumah tangga, trauma pada hal terjadi di masa lalu, yang akhirnya membentuk pemikiran negatif terhadap sebuah pernikahan.
Di sisi lain, meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental turut memengaruhi sikap Gen Z terhadap hubungan jangka panjang. Menurut Company pada tahun 2022 menemukan bahwa 58% Gen Z menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas utama dalam hidup mereka. Akibatnya, banyak yang lebih memilih fokus pada karir, kebahagiaan individual, dan pencapaian karier yang tinggi sebelum memikirkan pernikahan. Bagi mereka, makna hidup tidak lagi identik dengan memiliki pasangan atau membentuk keluarga dalam pengertian tradisional. Meski begitu, tren ini tidak berarti bahwa Gen Z anti terhadap cinta atau komitmen, melainkan menekankan pentingnya hubungan yang sehat, baik, setara, dan bebas dari tekanan sosial.Mereka juga lebih memilih untuk menunda pernikahan atau bahkan tidak menikah sama sekali jika merasa hal itu tidak selaras dengan nilai dan tujuan hidup mereka. Dalam era sekarang (zaman new) yang serba modren, tingkat berfikir kritis dan krisis memprediksi kedepannya dan penuh tantangan ini, pernikahan telah bergeser dari wajib menjadi pilihan sadar yang dipertimbangkan secara rinci.
Posting Komentar untuk "TREN "MARRIAGE IS SCARY" DI KALANGAN GEN Z: APA YANG TERJADI?"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.